2. Masker 2 ply dan 3 ply yang memiliki motif-motif cantik yang berasal dari bahan katun Jepang, namun dengan harga terjangkau. Harapannya, agar bisa dipadupadankan dengan baju yang dipakai. Facemask Fashion, full cotton sudah terjual sesuai pesanan untuk kota Yogya, dan luar kota lainnya seperti Labuan Bajo, Lubuk Linggau, Jakarta, Surabaya, sekitar 3.000 pcs.
3. Masker kain yang dibonuskan untuk kembar atau sama dengan baju yang dibeli. Khususnya untuk menjaga ciri khas dari Wastra Nusantara yang selama ini menjadi andalan di brand Aruna Creative. Bahan berupa tenun/lurik/batik. Tetap fashionable dan ethnic tentunya.
“Dengan tetap berprinsip suistanable (reuse, redesign), masker kain bisa digunakan sebagai fashionable, tapi juga sembari berdonasi. Selain tujuan donasi, tentunya juga untuk mempertahankan, agar kesejahteraan karyawan terjaga. Sehingga, dampak Covid 19 tidak begitu berimbas ke usaha,” ujar Yuliana.
Sementara itu, Deceu Suzan, desainer masker dengan merek Lace Mask juga menceritakan asal muasalnya melirik bisnis masker kain. Sebab, saat itu, yang harus dipersiapkan ketika wabah virus Corona terjadi adalah mental.
“Baik mental diri sendiri, juga mental orang-orang di sekitar kita. Bisnis menjadi hal yang dinomorduakan, tetapi bukan berarti brand kita menjadi hilang dan kita berhenti menghasilkan karya,” tuturnya.