Sahijab – Islam adalah agama yang penuh dengan petunjuk untuk menjalani kehidupan atau way of life. Sebab, Islam mengajarkan banyak hal, termasuk memberi anjuran bagaimana bersikap dan berperilaku, termasuk berperilaku ketika makan.
Dalam Islam, Rasulullah banyak sekali memberi tahu adab yang baik ketika makan, berhadapan dengan makanan, dan bagaimana memperlakukan makanan. Rasul juga mengajarkan bagaimana tata cara makan yang baik dan benar. Sudah sewajarnya, sebagai Muslim kita mengikuti petunjuk Rasul dan menjadikan petunjuk beliau sebagai sunnah, atau cara kita menjalani hidup sesuai dengan perintah atau amalan yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Salah satu hal yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah Muhammad SAW adalah adab makan. Sebelum membicarakan adab, bahkan Rasul membahas dulu makanan apa yang layak dikonsumsi oleh umatNya. Rasul meminta umat hanya makan dan minum yang halal saja.
Sebagai seorang Muslim, kita diwajibkan untuk makan dan minum hanya yang halal saja. Allah telah menjelaskannya dalam QS.Al-Baqarah ayat 168,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Membaca bismillah sangat dianjurkan sebelum memulai semua aktivitas. Membaca bismillah telah membuat kita meniatkan semua aktivitas hanya untuk Allah SWT. Membaca bismillah sebelum melakukan sesuatu disampaikan Rasulullah seperti diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim sebagai berikut:
Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah Saw., tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah Saw. bersabda:
“Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Bukhari)
Rasulullah juga meminta umatnya untuk selalu membaca doa mau makan, agar makanan yang masuk ke dalam tubuh menjadi berkah dan berguna untuk kesehatan dan kekuatan tubuh. Rasulullah saw bersabda,
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Baca juga: Rutin Minum Air Hangat, Ternyata Banyak Manfaatnya
Makan menggunakan tangan kanan sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam sabdanya Rasul mengatakan, “Jika seseorang dari kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR. Muslim)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “makan dan minum dengan tangan kiri ketika ada udzur hukumnya tidak mengapa, adapun jika tanpa udzur maka haram. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarangnya, beliau bersabda:
إن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله
‘sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya‘
Jangan membiarkan makanan terhidang begitu saja terlalu lama. Makanlah segera setelah makanan tersebut terhidang di hadapan kita. Bahkan ketika terdengar azan dan makanan sudah terhidang, maka Rasul meminta mendahulukan makan. Setelah selesai makan, barulah tunaikan sholat. Tujuannya agar sholat lebih konsentrasi dan pikiran kita tak tertuju pada makanan. Hal tersebut disampaikan oleh Rasulullah dalam hadistnya:
Dari Anas Nabi SAW bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah sholat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut Rasulullah, emas dan perak adalah piranti makan yang akan digunakan umatnya di surga. Itu sebabnya ia melarang umat di dunia makan menggunakan piranti yang terbuat dari dua benda mahal tersebut. Hal tersebut disampaikan Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dan satu sumber Muttafaq'alaih.
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang minum pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَشْرَبُوْا فِيْ آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلاَ تَأْكُلُوْا فِيْ صِحَافِهِمَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الآخِرَةِ
Janganlah kamu minum dengan gelas (yang terbuat) dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan pada piring yang terbuat dari emas dan perak, karena sesungguhnya yang seperti itu adalah untuk mereka (orang kafir) di dunia, dan buat kamu di akhirat. [Muttafaq ‘alaihi].
Mulailah makan dengan mengambil makanan yang terdekat. Umar Ibnu Abi Salamah radhiyallahu’anhuma berkata, “Saya dulu adalah seorang bocah kecil yang ada dalam bimbingan (asuhan) Rasulullah saw. Tangan saya (kalau makan) menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah saw menegur saya, ‘Wahai bocah bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.’ Maka demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Doa agar Terbebas dari Utang
Dalam Islam makanan yang jatuh tak harus selalu dibuang. Sebab, Islam mengajarkan untuk menghargai makanan, meski hanya sebutir nasi. Itu sebabnya Rasulullah meminta kita untuk segera mengambil makanan yang jatuh.
“Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)
Rasul sangat menganjurkan untuk makan bersama-sama, sebab akan terasa lebih berkah ketika makan bersama-sama. Seseorang yang makan sendirian, bisa jadi akan merasa susah kenyang. Nabi Saw. berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.” (HR. Abu Daud no. 3764. Kata Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Sedangkan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Berlebihan dalam segala sesuatu termasuk makan tak disukai oleh Allah SWT. Islam sangat menganjurkan untuk makan secukupnya dan jangan mengambil makanan melebihi apa yang dapat kita makan. Jika berlebihan, maka tentu akan menjadi mubazir dan akhirnya boros. Sedangkan boros adalah temannya setan. Allah berfirman:
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf:31)
Seperti berdoa sebelum makan, maka setelah makan Rasul juga meminta kita kembali berdoa sebagai penyampai rasa syukur. Sebagaimana ia ajarkan melalui hadisnya, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)