Perdebatan tentang dampak pemanis buatan terhadap kesehatan dan berat badan telah berkecamuk selama beberapa dekade. Beberapa kekhawatiran paling awal dipicu oleh penelitian pada hewan di tahun 1970-an yang menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat menyebabkan kanker.
Tetapi penelitian selanjutnya pada manusia membantah klaim tersebut, dan American Cancer Society, yang meninjau bukti pada tahun 2016 bahwa tidak ada bukti yang jelas tentang hubungan antara pemanis rendah kalori dan kanker pada manusia.
Dampak pemanis buatan pada berat badan juga menjadi kontroversi. Selama bertahun-tahun, beberapa studi observasi telah menemukan bahwa orang yang mengonsumsi banyak minuman diet memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa pemanis buatan mungkin memicu - daripada mencegah - penambahan berat badan.
Uji klinis acak, yang lebih andal, secara umum telah menunjukkan bahwa pemanis buatan membantu mencegah penambahan berat badan.
Pemanis buatan tanpa kalori, tampaknya melakukan lebih dari sekadar mengaktifkan reseptor rasa di lidah.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa, pemanis buatan dapat memacu perubahan yang merusak pada mikrobiota usus, mengganggu kontrol gula darah dan memengaruhi kadar insulin.