Dia menjelaskan, Allah SWT menerangkan kepada seluruh hamba-Nya, permohonan utama seorang hamba adalah hidayah. Hidayah itu akan mengantarkan hamba kepada tingkat tertinggi dalam kehidupan.
Secara bahasa, dia pun menjelaskan, beberapa makna hidayah. Salah satunya, yakni adh-dhilalah. Artinya, bimbingan Allah lewat hati dengan lembut. Dia mengajak kita untuk sampai kepada kebenaran. Hidayah juga dimaknai sebagai semua bentuk kebajikan yang diharapkan. Kesuksesan, kebahagiaan hingga rumah tangga tenang. Tidak hanya itu, hidayah bisa dimaknai dari sumbernya. Sumber hidayah yakni Allah, Alquran, dan Rasulullah SAW.
Hidayah bukanlah monopoli orang Muslim. Allah SWT memiliki otoritas penuh menentukan kepada siapa hidayah tersebut diberikan. "Barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun dapat memberinya petunjuk. Dan, barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun dapat menyesatkannya…" (QS az-Zumar [39]: 36-37)
Dalam menafsirkan ayat ini, Sayyid Qutb menjelaskan, Dia mengetahui siapa yang berhak menerima kesesatan, lalu Dia menyesatkannya. Dan, Dia mengetahui siapa yang berhak menerima petunjuk, lalu Dia menunjukkannya. Jika Dia telah memutuskan, tidak ada yang dapat mengubah apa yang dikehendaki-Nya.
Hak ini yang harus kita raih, agar layak mendapatkannya. Setelah meraihnya, dekap lah dia jangan sampai lepas. Sungguh mahal untuk bisa kembali ke kampung akhirat dengan status husnul khatimah. Wallahu a’lam.
Baca juga: Tips Agar Tak Dipermainkan Setan