Sahijab – Sahabat Sahijab, mungkin pernah mendengar ada hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa apabila ada ayam jago berkokok di tengah malam, pertanda ayam tersebut sedang melihat malaikat, dan kiranya kita dianjurkan untuk memohon karunia Allah SWT.
Sedangkan apabila ada ringkikan keledai, maka kita dianjurkan untuk memohon perlindungan. Sebab, hewan sejenis kuda tersebut sedang melihat setan atau jin.
Kokok ayam jago adalah suara yang paling disukai Allah SWT. Suara kokok ayam, menandai turunnya malaikat membawa rahmat-Nya. Ketika berkokok, konon ayam mengucapkan, La ilaha illallah.
Baca juga: Ustadz Abdul Somad Bicara Hukum Memotong Ayam Sampai Kepalanya Putus
Karenanya, kita dianjurkan berdoa saat ayam berkokok:
La ilaha illallah. Allahumma inni as’aluka min fadhlika
Artinya, “Tiada tuhan yang disembah selain Allah. Hai Tuhanku, aku meminta kepada-Mu sebagian dari kemurahan-Mu,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila kalian mendengar ayam berkokok, mintalah karunia Allah (berdoalah), karena dia melihat malaikat. Dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai, mintalah perlindungan kepada Allah dari setan, karena dia melihat setan.” (HR. Bukhari 3303 dan Muslim 2729).
Dalam riwayat Ahmad, terdapat keterangan tambahan, ’di malam hari’,
Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya. (HR. Ahmad 8064 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina Konsultasi Syariah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bunyi kokok ayam jantan di waktu malam, sebagai penanda kebaikan, dengan datangnya Malaikat dan kita dianjurkan berdoa. Ini bagian dari keistimewaan ayam.
Al-Hafidz Ibn Hajar mengatakan,
Ayam jantan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki binatang lain, yaitu mengetahui perubahan waktu di malam hari. Dia berkokok di waktu yang tepat dan tidak pernah ketinggalan. Dia berkokok sebelum subuh dan sesudah subuh, hampir tidak pernah meleset. Baik malamnya panjang atau pendek. Karena itulah, sebagian syafiiyah memfatwakan untuk mengacu kepada ayam jantan yang sudah terbukti, dalam menentukan waktu. (Fathul Bari, 6/353).
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan dari ad-Dawudi,
Ad-Dawudi mengatakan, kita bisa belajar dari ayam jantan lima hal: suaranya yang bagus, bangun di waktu sahur, sifat cemburu, dermawan (suka berbagi), dan sering jimak. (Fathul Bari, 6/353).
Kita dianjurkan berdoa ketika mendengar ayam berkokok, karena dia melihat Malaikat. Karena kehadiran makhluk baik ini, kita berharap doa kita dikabulkan.
Al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan Iyadh,
Iyadh mengatakan, alasan kita dianjurkan berdoa ketika ayam berkokok adalah mengharapkan ucapan amin dari Malaikat untuk doa kita dan permohonan ampun mereka kepada kita, serta persaksian mereka akan keikhlasan kita. (Fathul Bari, 6/353).
Dalam hadis dari Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Janganlah mencela ayam jago, karena dia membangunkan (orang) untuk sholat. (HR. Ahmad 21679, Abu Daud 5101, Ibn Hibban 5731 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
al-Hafidz Ibn Hajar menukil keterangan al-Halimi,
Al-Halimi mengatakan,
Disimpulkan dari hadis ini bahwa semua yang bisa memberikan manfaat kebaikan, tidak selayaknya dicela dan dihina. Sebaliknya, dia dimuliakan dan disikapi dengan baik. Sabda beliau, ‘ayam mengingatkan (orang) untuk sholat, bukan maksudnya dia bersuara, ‘sholat... sholat..’ atau ‘waktunya sholat…’ namun maknanya bahwa kebiasaan ayam berkokok ketika terbit fajar dan ketika tergelincir matahari. Fitrah yang Allah berikan kepadanya. (Fathul Bari, 6/353).
Allahu a’lam.
Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Menjawab Bagaimana Qurban Idul Adha dengan Ayam