Para penulis meminta penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan mereka dan untuk mengidentifikasi dampak yang tepat dari berbagai jenis serat.
Hiperlipidemia mengacu pada peningkatan molekul lemak dalam darah. Seringkali tidak ada gejala, tetapi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke jangka panjang.
Sebuah studi tahun 2014 pada hewan pengerat menemukan bahwa ekstrak seledri mengurangi kadar lipoprotein densitas rendah (LDL), atau kolesterol "jahat", pada tikus yang mengonsumsi makanan tinggi lemak.
Sementara itu, tinjauan Cochrane 2016 mencatat bahwa orang yang mengikuti diet tinggi serat tampaknya memiliki kadar kolesterol total dan LDL yang lebih rendah daripada mereka yang mengonsumsi lebih sedikit serat.
Apigenin yang terdapat dalam seledri juga dapat merangsang neurogenesis, atau pertumbuhan dan perkembangan sel saraf. Dalam sebuah studi tahun 2009, para peneliti memberi tikus apigenin dan menemukan bahwa itu merangsang pembentukan sel saraf dan meningkatkan kemampuan untuk belajar dan mengingat. Namun perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan efek ini pada manusia.