Sahijab – Berdoa menjadi salah satu sendi dalam Islam. Setiap perbuatan baik akan bernilai ibadah jika dimulai dengan doa. Bahkan bepergian juga ada doanya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Sirjia Ra. berkata, “Apabila Nabi Muhammad bepergian, beliau membaca doa.”
Ini doa yang selalu dibaca Rasulullah setiap bepergian, seperti diriwayatkan oleh HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah:
اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
“Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.”
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan tempat kembali, doa orang yang teraniaya, dan dari pandangan yang menyedihkan dalam keluarga dan harta.” (HR. Tirmdzi dan Ibnu Majah).
Baca juga: Bahagia Muslim di Rusia Kini, Nikmati Hak Secara Penuh dan Setara
Ada pula doa yang lebih singkat yang dibaca oleh Rasulullah, yaitu:
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُ مَا كُنْتَ
Artinya: “Semoga Allah membekalimu ketakwaan, mengampuni dosamu dan memudahkan kebaikan untukmu dimana pun kamu berada.”
Setiap kali bepergian, jangan lupa mendoakan keluarga yang ditinggalkan. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian ingin bepergian, hendaklah ia berpamitan kepada saudara-saudaranya. Sesungguhnya, Allah menjadikan dalam doa mereka itu suatu kebaikan.” (HR.Thabrani).
Dari Abu Huraurah Ra, bahwasannya Nabi Muhammad bersabda:
“Barang siapa ingin bepergian, hendaklah ia mengucapkan kepada orang yang ditinggalkan:
أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ
“Astaudi’ukumllaha alladzi la tadhi’u wadai’ahu”
Artinya:“Aku menitipkan kalian kepada Allah, Dzat yang tidak menyia-nyiakan titipan.” (HR.Ibnu Sunni).