Sahijab – Ada satu tradisi di kalangan Bangsa Arab yang relatif maju saat itu, di mana mereka mencari wanita-wanita yang bisa menyusui anak-anaknya. Tujuannya adalah menjauhkan anak-anak mereka dari penyakit, agar tubuh si bayi menjadi kuat dan keluarga yang menyusui bisa mengajarkannya bahasa Arab.
Itu pula yang melatarbelakangi Abdul Muthalib, kakek Rasulullah, untuk mencari wanita yang bisa menyusui cucunya, Muhammad. Dia meminta kepada seorang wanita dari Bani Sa'ad bin Bakar bernama Halimah binti Abu Dzu'aib atau yang biasa disebut Halimah As-Sadiyah.
Sebelum Halimah, wanita yang pertama kali menyusui Rasulullah setelah ibundanya adalah Tsuwaibah, seorang hamba sahaya Abu Lahab, yang juga pernah menyusui paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib.
Baca juga: Lahirnya Sang Cahaya, Nabi Muhammad SAW
Halimah bercerita, ketika membawa bayi Nabi Muhammad SAW, dia seakan-akan tidak pernah merasa kerepotan, karena mendapat beban yang lain. Air susu ibunnya pun, yang sebelumnya menetes sedikit tiba-tiba deras. Akhirnya, bayi Nabi menyusu hingga kenyang dan tidur nyenyak. Begitu juga, dengan anak kandung Halimah, kenyang setelah menyusu ASI dengan puas.
Padahal sebelumnya, Halimah dan suami tidak pernah tidur karena mengurus bayi yang terus menangis, akibat kelaparan, ASI-nya sedikit keluar.
Suami Halimah, Al Harits bin Abdul Uzza, saat menghampiri untanya yang sudah tua, tiba-tiba penuh air susunya. Sebelumnya, tak setetes pun air susu keluar dari unta tua miliknya. Tetapi, ketika membawa bayi Nabi Muhammad, air susu unta tersebut tiba-tiba berlimpah.