Sahijab – Islam adalah cara hidup yang lengkap, di mana Allah telah mengirimkan petunjuk kepada umat manusia untuk setiap aspek kehidupan. Melalui Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, kita mendapatkan petunjuk bagaimana mendapatkan berkah-Nya dan menjalani kehidupan yang damai, harmonis dan puas.
Menyembah Allah adalah tanda sebagai syukur atas nikmat-Nya yang luar biasa, yang telah Dia limpahkan kepada kita. Sekaligus menegaskan bahwa kita sangat membutuhkan-Nya.
Menyembah Allah juga berarti merefleksikan dan merenungkan nikmat dan Kekuatan-Nya, dan ini adalah salah satu meditasi dalam Islam. Itu berarti memikirkan tentang ciptaan-Nya atau merenungkan kedekatan-Nya dengan kita. Lalu seperti apa cara meditasi bagi pemula dalam Islam?
Baca Juga: 5 Cara Meditasi dalam Islam untuk Bersihkan Hati
Sholat lima waktu adalah salah satu refleksi dari meditasi kita kepada Allah Azza wa Jalla. Kita menghadap kiblat lalu bersujud kepada-Nya sambil memuji, memohon ampunan-Nya, dan meminta petunjuk. Saat dahi kita menyentuh tanah atau tempat sujud, itulah saat kita merasa paling dekat dengan Allah Azza wa Jalla.
Namun sayangnya, seringkali perhatian kita teralihkan saat sholat. Kita memikirkan banyak hal tapi lupa berkonsentrasi pada sholat. Terkadang kita merasa terburu-buru untuk menyelesaikan sholat.
Ini kemungkinan kita tidak sepenuhnya memahami arti dari ayat-ayat yang kita ucapkan selama sholat, yang menghalangi kita untuk kyusu. Oleh sebab itu, pahami dulu arti atau makna dari bacaan sholat yang kita ucapkan dalam lima waktu dalam sehari.
Dikutip Sahijab dari About Islam, para ulama Islam setuju bahwa seseorang harus meluangkan banyak waktu untuk mengingat Allah Azza wa Jalla. Kita harus berusaha mengingat Allah di manapun kita berada, baik berdiri duduk atau tiduran.
Salah satu cara khusus untuk mengingat Allah adalah dengan merenungkan-Nya atau tentang salah satu karakteristik-Nya atau tentang ayat dari Alquran.
Misalnya, Allah berfirman dalam Alquran bahwa Dia bersama orang beriman. Dia juga mengatakan bahwa Dia adalah Sahabat pelindung dekat dari mereka yang beriman. Dan Allah memberi tahu kita bahwa Dia lebih dekat dengan kita daripada diri kita sendiri.
Kita dapat mencoba untuk duduk dan merenungkan ayat-ayat ini. Dan kita dapat mencoba untuk merenungkan dan merasakan apa artinya. Misalnya, dalam perjalanan ke tempat kerja atau sekolah, cobalah untuk merasakan bahwa Allah sangat dekat dengan Anda.
Dan begitu kita tahu bahwa Allah selalu bersama kita, sholat lima kali sehari akan mendapatkan kualitas dan lebih kyusu.
Cara lain untuk meditasi dalam islam dan menemukan kedamaian, ketenangan dan kepuasan adalah dengan mencoba melepaskan diri dari kesibukan dunia. Sekali lagi, kita dapat mencoba dan melakukannya dengan duduk.
Kita bisa duduk di sajadah menghadap ke arah Mekah, dalam keadaan suci. Kemudian mencoba untuk mengosongkan hati dan pikiran dari masalah dunia. Alihkan pikiran kita dengan mengisinya mengingat Allah.
Kapan pun dunia mengetuk pintu pikiran dan hati kita, coba mengalihkannya dengan lembut. Dan berkonsentrasi lagi pada Pencipta kita yang paling terkasih. Dan dengan melepaskan diri dari dunia, akan lebih sulit bagi kita merasakan kecewa baik pada harta atau orang-orang di dalamnya.
Seringkali kita mendengar bahwa meditasi bukanlah bagian dari Islam. Itu tidak benar. Definisi meditasi menyatakan bahwa ini adalah teknik untuk mencapai keadaan kejernihan dan ketenangan emosional.
Merenungkan Allah, kedekatan-Nya, berkah-Nya dan mencoba melepaskan diri kita dari dunia ini, perlahan-lahan menghapus cinta dunia ini dari hati kita dan mengisinya dengan cinta kepada Allah. Ini semua adalah cara untuk mencapai kejernihan dan ketenangan emosional.
Apa yang membuat meditasi dan kontemplasi dalam Islam berbeda dengan meditasi di luar Islam adalah tujuan akhir. Dengan bermeditasi dan menata kembali pikiran, kita ingin menjadi lebih menyenangkan Allah. Dan bertujuan untuk lebih taat kepada Allah.
Baca Juga: 10 Cara Tepat dan Cepat Mengatasi Overthinking
Teknik-teknik meditasi dalam Islam di atas, berasal dari Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.