Dalam survei, diperoleh hasil bahwa 98 persen anak merasa bahwa COVID-19 berpengaruh terhadap kebiasaan dan pola hidup yang bersih dan sehat. Kemudian, 74 persen anak juga melihat kondisi lingkungan di sekitar mereka masih banyak yang keluar rumah.
"10 persen anak mengetahui ada ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan), dan positif Covid-19 di lingkungan mereka," kata Eko Novi.
Selanjutnya, sebanyak 18 persen anak mengaku bahwa ada keluarganya yang bertugas sebagai tenaga medis COVID-19.
Menurut Eko, hal itu membuat anak bereaksi bangga, namun juga cemas. "Hal ini membuat mereka cemas, sekaligus bangga," kata dia.
Baca juga: Ini yang Perlu Kamu Tahu tentang Masker untuk Mencegah Virus Corona