Sahijab – Orang tua memiliki pengaruh besar pada kehidupan anak-anaknya, baik akibat perilaku, sikap, dan gaya pengasuhan. Bahkan kebiasaan yang selalu diterapkan orang tua, akan meninggalkan kesan abadi yang terbawa hingga mereka dewasa.
Tapi tahukah Anda kini ada istilah toksik parenting, atau orang tua mempengaruhi anak dalam perkembangan psikologis yang buruk. Ini demi anak-anak agar mendapatkan prestasi akademik, perkembangan yang diinginkan orang tua, meskipun itu bisa berdampak buruk bagi anak.
Dikutip laman parentingclan, 8 kebiasaan toksik orang tua berikut ini harus segera dihentikan. Jika tidak, dapat mendatangkan malapetaka pada kehidupan anak.
Baca Juga: Anak Berbicara dengan Mainannya, Apakah Ini Normal?
Tidak memperhatikan anak-anak
Ini adalah sifat yang umum pada orang tua yang buruk. Mengabaikan anak-anak mereka di tahun-tahun awal adalah kesalahan pengasuhan yang buruk. Seringkali orang tua menghabiskan waktu jauh dari anak dan mengabaikannya. Bahkan orang tua sibuk dengan smartphonenya.
Beberapa orang tua cenderung memiliki kebiasaan menyalahkan anak-anaknya dalam segala hal. Ini menjadi sangat tidak terkendali sehingga anak-anak mulai berpikir bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku atau kebiasaan buruk orang tua mereka. Ini adalah contoh pengasuhan yang buruk yang harus dihindari orang tua dengan cara apa pun.
Banyak orang tua mengharapkan anak-anaknya untuk berperilaku terbaik, selalu mendapatkan nilai tertinggi. Ketika anak-anak gagal mencapai tujuan yang ditetapkan, orang tua terkadang melecehkan secara emosional melalui komentar yang meremehkan. Orang tua yang toxic berpikir bahwa membuat komentar negatif akan memacu anak, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah sebaliknya. Anak-anak menjadi demoralisasi, dan tumbuh tanpa harga diri.
Orang tua memiliki banyak alasan untuk menghindari berbicara secara terbuka kepada anak-anaknya tentang topik-topik seperti seks. Mereka percaya bahwa membicarakan topik itu akan merusak masa depannya. Tidak membicarakan hal ini sebenarnya berbahaya bagi anak, dan sebenarnya pola asuh yang buruk. Banyak kehamilan remaja dapat dicegah jika orang tua berbicara dengan bebas kepada anak-anak mereka.
Anak-anak adalah makhluk yang rentan yang memiliki harga diri yang rapuh. Orang tua yang toksik menggunakan kegagalan dan kekurangan anak-anaknya untuk menurunkan harga diri mereka. Orang tua ini menanamkan rasa rendah diri pada anak-anak, dan mereka tidak ingin melihat anak-anaknya berhasil. Mereka ingin anak-anak mereka tidak pernah memaksakan kehendak dan melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
Anak-anak selalu mencontoh perilaku orang tua, bahkan yang buruk sekali pun. Beberapa orang tua mengharapkan perilaku terbaik dari anak-anak mereka tetapi mereka sendiri berkelahi, berteriak, mengutuk, merokok, dan lainnya. Beberapa secara fisik kasar atau agresif kepada orang lain, tetapi mereka mengharapkan anak-anak mereka untuk berperilaku sebaliknya.
Orang tua yang belum bisa mencapai cita-citanya, terkadang memaksa anaknya untuk menjadi orang yang berprestasi dan mewujudkan impiannya. Ini bisa bertentangan dengan bakat dan kecenderungan alami anak-anak, tetapi mereka sama sekali tidak peduli dengan keinginan dan impian anak-anak.
Beberapa orang tua berpikir bahwa kata-kata mereka harus diikuti secara patuh apapun itu. Mereka berpikir bahwa mereka memiliki anak-anaknya, dan memiliki hak untuk memprogram dan mendikte keturunannya. Ini justru membuat anak menjadi pasif, dan mengganggap dirinya tidak penting sama sekali. Ini menempatkan mereka dalam posisi rentan sepanjang hidup.