Kedua, memiliki keilmuan yang mapan. Menurut Prof Quraish, ini sebuah keniscayaan dan tak bisa ditawar. Ilmu harus tetap mengalir dan otak harus terus diisi untuk bisa sampai ke hati.
“Itu sudah Allah tuangkan dalam firmannya. Ada banyak orang diangkat derajatnya karena ilmunya tinggi. Dalam konteks ini, ilmu adalah salah satu penarik (jodoh) itu,” terang alumni Pesantren Darul Hadist al-Faqihiyah Malang, Jawa Timur, ini.
Ketiga, ekonomi yang mapan. Prof Quraish menjelaskan bahwa selain kesiapan lahir dan batin, faktor ekonomi juga harus benar-benar disadari dan diperhatikan dengan betul. Karena tidak sedikit perceraian yang akar masalahnya timbul dari faktor tersebut.
Lebih lanjut, menurut Quraish Shihab, jodoh dapat diketahui sudah dekat jika hati bergetar. Misalnya, jika melihat seorang perempuan atau laki-laki, akal dan hati sama-sama bekerja. Tetapi, kadang kala akal mempunyai pertimbangan berbeda dengan hati.
Karenanya, lanjut Prof Quraish, jika sudah menemukan pilihan yang sesuai dengan hati tidak perlu lagi menanyakan itu kepada akal.
“Tanyalah kepada hati Anda. Jika hati bergerak, ketika itu carikan pembenaran untuk akal Anda. Apalagi pernikahan diharapkan ada sakinah, mawaddah, dan rahmah yang semua itu berkaitan dengan hati,” ungkap ayah dari Najwa Shihab ini