Sahijab – Pemerintah Kabupaten Tangerang menggelar simulasi pembukaan masjid di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19. Simulasi pembukaan di Masjid Agung Al-Amjad, Tigaraksa itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, pihaknya melakukan simulasi untuk tempat ibadah, terutama masjid yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Di mana, pihaknya memulai persilahkan penggunaan masjid dan mushola untuk sholat berjamaah dengan wajib mengikuti protokol kesehatan.
Baca juga: Bekasi Gelar Sholat Jumat Perdana, Kapasitas Masjid Dikurangi Separuh
Simulasi yang dilakukan, mulai dari memberikan jarak antarjamaah masjid atau mushola, membawa peralatan ibadah seperti sajadah milik sendiri, lalu penggunaan masker, hingga sterilisasi ruang ibadah.
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar (tengah)
"Saya harap, acara simulasi ini harus benar-benar dipahami oleh ulama dan para kiai kita, agar masyarakat bisa mengikuti para alim ulama kita. Dan, saya berharap secara bertahap, pengoperasian sarana ibadah akan mulai dibuka 1 Juni ini," katanya, Sabtu 30 Mei 2020.
Kaitan dengan masjid pun, Zaki meminta, sebelum nantinya dibuka secara bertahap, seluruh DKM, ulama, dan kiai bisa mengetahui kaidah-kaidah tentang cara beribadah yang baru di masjid atau mushola di tengah pandemi virus saat ini.
"Kalau kita tidak mengikuti protokol yang ada, dikhawatirkan masyarakat bisa terkena wabah ini, karena keteledoran dan ketidakdisiplinan. Tapi kita berusaha, agar masyarakat jangan sampai tertular itu juga bagian dari perjuangan kita. Urusan mati memang di tangan Allah, tetapi kita wajib berikhtiar," ujarnya.
Zaki juga menegaskan, di tengah pandemi ini, pihaknya memang lebih memprioritaskan pembukaan kembali sarana ibadah untuk dilakukan berjamaah. Hal itu, menurutnya, karena masyarakat bisa lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa dengan lebih banyak berdoa dan memohon perlindungan. Kemudian, jika di masjid atau mushola, pemerintah bisa menghitung rata-rata masyarakat berdiam di sana dengan hanya 30 menit sampai satu jam di dalamnya.
"Kita lebih dulu membuka sarana ibadah, tentunya agar masyarakat lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa. Ditambah, kita bisa menghitung estimasi masyarakat jika di dalam rumah ibadah. Beda dengan mal atau pusat perbelanjaan, yang bisa berjam-jam. Lagi pula, untuk pembukaan mal itu kita menunggu DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat, biar bisa sama-sama pembukaannya," ungkapnya.