Sahijab – Sedih adalah salah satu emosi yang dimiliki manusia. Maka, merasa sedih adalah hal yang sangat wajar dan manusiawi.
Rasulullah Muhammad SAW, sebagai panutan umat Muslim juga pernah berada dalam kesedihan. Ia bahkan menangis tersedu-sedu ketika keluarga dan sahabat baiknya meninggal dunia.
Bersedih bukan hal yang memalukan. Tak perlu menutupi perasaan sedih ketika kita mengalaminya. Baiknya kita mengakui bahwa kita sedang bersedih, menerima perasaan sedih itu, lalu melakukan sesuatu untuk mengatasi kesedihan agar tak terlalu larut.
Salah satu cara menghadapi kesedihan karena menerima ujian yang Allah SWT berikan adalah bersabar.
Allah SWt dalam Quran Surat Al Baqarah, ayat 155 berfirman;
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Baca juga: Meski Utusan Allah SWT Rasul Sering Menangis, Simak Penyebabnya
Selain bersabar, sholat juga bisa menjadi cara kita untuk mengatasi kesedihan. Dalam buku La Tahzan, Aid al-Qarni menceritakan bahwa Rasulullah selalu menyegerakan sholat ketika dalam keadaan sedih atau ditimpa ketakutan.
“Suatu ketika Nabi Muhammad berkata kepada Bilal, ”ketenanganku ada pada shalat”.
Ajaran yang diberikan Rasulullah itu sesuai dengan kalam Allah dalam QS Albaqarah ayat 153:
“ Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Dalam Alquran surat Azzumar ayat 10, Allah SWt juga menjanjikan pahala yang tak terbatas bagi orang yang bersabar.
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Imam al-‘Auz’ai memberikan keterangan bahwa balasan bagi hamba yang sabar tidak lagi ditimbang, maupun diukur, namun diambilkan tanpa ada batasnya.
“ Sungguh sangat menakjubkan perkaranya seorang mukmin itu, semua perkaranya baik, dan tidak ada pada seorang pun melainkan hanya seorang mukmin, jika dirinya mendapat rizki dia bersyukur, maka itu baik baginya, jika dirinya ditimpa musibah lalu bersabar itu juga baik baginya” (HR Muslim).