Sahijab – Keputusan konversi Hagia Sophia untuk dikembali menjadi masjid keluar, setelah Pengadilan Tinggi Turki, mencabut statusnya sebagai museum sejak 1934.
Hagia Sophia memang pernah berstatus sebagai masjid, usai Sultan Ottoman Mehmed II menaklukkan Konstantinopel pada abad ke-15. Diperkirakan umat Muslim dapat beribadah di sana mulai 24 Juli 2020.
Baca juga: Putra Aceh Diundang Erdogan Baca Alquran di Masjid Hagia Sophia
Berubahnya status Hagia Sophia dari museum dikembalikan fungsinya menjadi masjid, menuai berbagai komentar. Termasuk, dari Ustadz Felix Siauw.
Seperti dikutip Sahijab, dari media sosial Instagram miliknya, ternyata sang ustadz mempunyai kisah tersendiri terhadap Hagia Sophia.
“Salah satu keinginan terbesar saya ketika menulis buku ‘Muhammad Al-Fatih 1453’, adalah sujud di Masjid Hagia Sophia. Padahal, saat itu, pergi ke Istanbul pun belum pernah,” tulisnya.
2013 awal, saat pertama kali menginjakkan kaki ke Hagia Sophia, Ustadz Felix dan istri menangis di depan pelatarannya dan terkilas jelas upaya Sultan Mehmed II, saat membebaskan masjid tersebut.
“825 tahun sebelumnya, Rasulullah bersabda, ‘Pasti akan dibebaskan Konstantinopel oleh kalian, sebaik-baik pemimpin adalah dia, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu’, pada 1453 ia nyata,” ujarnya.
Menurut Ustadz Felix, bagi kaum Muslim, Hagia Sophia bukan hanya sekedar masjid, tetapi simbol kebenaran sabda Rasulullah Muhammad, sebagai pengingat, sekaligus penyemangat. "Kızıl Elma’ dalam keyakinan Utsmani, pencapaian dan penghargaan tertinggi secara kolektif,” tulisnya.
Ustadz Felix menambahkan, saat Fatih Sultan Mehmed (Al-Fatih) membebaskan Konstantinopel, ini adalah tempat pertama yang dikunjungi. Sejarah mencatat, Al-Fatih memandang Hagia Sophia yang megah, turun dari kudanya, melepas helm perangnya, lalu bersujud ke arah kiblat, mengambil segenggam tanah Konstantinopel, lalu menaburkan ke atas kepalanya.
“Simbol kerendahan hati, bahwa dia hanya tanah. Hari itu, Selasa 29 Mei 1453, pagi hari saat matahari terbit, Konstantinopel dibuka, perintah pertama Al-Fatih adalah fungsikan Hagia Sophia menjadi tempat shalat. Maka hari yang sama, saat matahari mulai kehilangan sinarnya, waktu Ashar, janji itu sempurna, adzan berkumandang di langit Konstantinopel. Isak tangis dan haru menjadi pelengkapnya,” tulis Ustadz Felix.
Menurut Ustadz Felix, namanya Hagia Sophia diperindah, Masjid Ayasofya. Tempat terindah di seluruh muka bumi itu, arsitektur paling ternama yang pernah dibuat itu, di saat yang sama adalah tempat untuk mengagungkan Allah
“Allahuakbar, Allahuakbar.. Allahuakbar Allaaahuakbar! Adzan khas Turki, dengan penekanan awal dan akhir, seolah menjadi menara-menara suara, Hagia Sophia, kini tempat sujud,” ujarnya.
“Masjid #Ayasofya tak henti melaksanakan tugasnya. Sampai tahun 1934, ketika kabinet Turki memaksanya menjadi musium,” tambah Ustadz Felix.
Lanjutnya, pada tahun 2020, 86 tahun berselang, Erdogan dan pemerintahannya membatalkan keputusan itu, membuka jalan untuk Ayasofya kembali lagi menjadi Masjid, Allahuakbar!
“Tiap inci tanahnya merindukan kening kaum Muslim, tiap pilarnya berteriak menanti shalawat pada Rasulullah, dan kubahnya selalu menanti, kapan doa-doa dipanjatkan ke langit melewatinya. Akankah Erdogan berhasil menjaga wasiat Fatih Sultan Mehmed dengan menjadikan Ayasofya menjadi masjid? Kita doakan, sampai kita bisa sujud di depan mimbarnya! Ayasofya Camiisine Hoşgeldiniz!”
Baca juga: Baim Wong Belajar Ilmu ke Ustadz Felix Siauw