Sahijab – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Padang Panjang dan Kantor Wilayah Kementerian Agama, Sumatra Barat, sore ini sekira pukul 16.30 WIB, akan melakukan pengamatan hilal untuk menentukan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah. Pengamatan akan dilakukan di Gedung Kebudayaan Sumbar.
“Nanti sore, kita bersama dengan Kemenag Sumbar, akan melakukan pengamatan hilal,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun BMKG Padang Panjang, Mamuri, Selasa 21 Juli 2020.
Baca juga: Dua Pendapat soal Sholat Jumat Saat Hari Raya Idul Adha
Menurut Mamuri, untuk wilayah Sumatera Barat, matahari terbenam Konjungsi terjadi pada Selasa, pukul 00:35 WIB. Sedangkan matahari terbenam yang paling awal itu di daerah Padang Aro dan Sungai Dareh, yakni pada pukul 18.23 WINB. Dan, paling lama di daerah Simapang Ampe pada pukul 18.31 WIB. Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika bulan sama dengan bujur ekliptika matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi.
“Untuk ketinggian hilal, tertinggi berada di daerah Sungai Dareh, dengan ketinggian 8 o 18.82“ dan tertinggi di daerah Simpang Ampe, dengan ketinggian 8 o 24.80”. Fraksi illuminasi bulan, yaitu persentase perbandingan antara luas piringan bulan yang tercahayai Matahari dan menghadap ke pengamat dengan luas seluruh piringan bulan antara 0,64 persen sampai 0,65 persen,” ujar Mamuri.
Mamuri menjelaskan, dalam pelaksanaan pengamatan hilal, terkadang objek astronomi lainnya juga dapat berpotensi mengacaukan rukyat hilal. Makanya, dalam perencanaan rukyat hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomis selain hilal dan matahari yang posisinya berdekatan dengan bulan dan kecerlangannya, tidak berbeda jauh dengan hilal atau lebi lebih cerlang daripada hilal.
“Objek astronomis ini dapat berupa planet, misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai hilal. Pada tanggal 21 Juli 2020, dari sejak matahari terbenam hingga bulan terbenam, tidak ada objek astronomis lain yang posisinya kurang daripada lima derajat dari bulan,” tutur Mamuri.