Sahijab – Armenia dan Azerbaijan terlibat pertempuran pada Minggu kemarin, 27 September 2020, di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Sedikitnya 23 orang, baik warga sipil maupun militer, tewas dalam pertempuran yang terjadi tersebut.
Mayoritas populasi Azerbaijan adalah sebanyak 85 persen di antaranya adalah Muslim Syiah dan sisanya adalah Muslim Sunni. Sedangkan fakta yang sering dilupakan dari Armenia, yaitu terdapat kurang dari satu persen orang Armenia saat ini, diidentifikasi sebagai Muslim. Armenia merupakan negara minoritas Muslim.
Sejak Armenia merdeka pada 1991, mayoritas Muslim yang masih tinggal di negara itu adalah penduduk sementara dari Iran, dan negara lain. Pada 2009, Pusat Penelitian Pew memperkirakan bahwa 0,03 persen, atau sekitar 1.000 orang, adalah Muslim, dari total populasi 2.975.000 jiwa. Sensus penduduk yang dilakukan pada 2011, menghitung 812 Muslim di Armenia.
Baca juga: Islam di Eropa Berkembang Pesat 300 Persen
Menurut data Library of Congress, yang dikutip Sahijab dari Republika.co.id, jumlah muslimin di Armenia sekitar empat persen dari populasi. Namun, angka ini dihitung dari jumlah etnis Kurdi dan Azeris, yang ada di Armenia. Adapun menurut laman Muslim Population, Muslim Armenia menempati tiga persen dari total populasi.
Dalam sejarah, Armenia memang salah satu wilayah yang menjadi dakwah Kristen awal. Negara seluas 29,743 kilometer persegi tersebut, memiliki tradisi Gereja Armenia yang lahir sejak abad pertama Masehi. Tak heran, jika saat ini lebih dari 93 persen warganya menganut agama Kristen, lebih khusus Gereja Apostolic Armenia. Bahkan, hingga kini, Armenian (orang Armenia) selalu diidentikkan dengan Kristen.
Hanya dengan memahami hubungan historis yang lebih luas antara Armenia dan Islam, kita dapat mulai memahami hubungan diplomatik Armenia, dengan dunia Muslim yang lebih luas saat ini
Salah satu sejarah awal Islam di Armenia, adalah masuknya ajaran Islam Nabi Muhammad yang ditulis sejarawan Sebeos Armenia di abad ketujuh. Dia menyebut, seorang putra Ismail yang bernama Mahmet.
Selain itu, banyak posisi penting Armenia, yang menduduki kekuasaan di Kekaisaran Islam awal, termasuk Badr al-Jamali, seorang negarawan dan wazir terkemuka (setara dengan Perdana Menteri) di Dinasti Fatimiyah Syiah yang kuat (yang menguasai sebagian besar zaman modern Mesir dan Afrika Utara).
Selain itu, wilayah Armenia modern, yang terletak di jantung Kaukus, ditaklukkan sejumlah kerajaan, dinasti dan pemerintahan Muslim, termasuk Safawi Iran, Ottoman Turki, dan Asia Tengah Timurid. Pengalaman masa lalu ini, menggambarkan tidak hanya kedalaman geografis, tetapi juga hubungan Armenia dengan Islam.