Sahijab – Beredar pesan di aplikasi WhatsApp bahwa 100, 40 hingga 7 hari sebelum ajal menjemput kita bisa mengetahui tanda-tanda kematian. Di dalam pesan tersebut menyebutkan, jika setelah waktu ashar kita bisa mulai merasakan gejala dengan merasakan getaran dari ujung rambut hingga kaki.
Informasi ini pun semakin banyak dibagikan, setelah di bawahnya tertulis kata-kata jika banyak muslim yang tidak peduli. Bahkan 80 persen akan mengabaikannya, seolah-olah kita tidak peduli dengan kematian tersebut.
Dan yang jadi pertanyaannya adalah, apakah benar jika ada tanda-tanda kematian yang bisa kita lihat dalam jangka waktu tertentu? Berikut ulasan lengkapnya.
Baca Juga: Hadits Tentang Kematian, Mengingat Maut yang Datang Kapan Saja
Dikutip Sahijab dari Konsultasi Syariah, penting untuk kita mengetahui mana pesan yang salah dan mana yang benar. Sebelumn kita membagikan kepada orang lain, agar kita terhindari dari dosa yang mungkin kita akan terima karena pesan tersebut.
Allah Azza wa Jalla berfirman di dalam Alquran menegaskan, jika tidak ada yang mengetahui di mana seseorang akan meninggal dunia.
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengetahui dengan detail. (QS. Luqman: 34)
Tafsir dalam surat tersebut adalah betapa pun kuatnya seseorang merencakan tempat kematiannya, ia tidak akan tahu di mana akan meninggal dunia. Misalnya, jika seseorang sudah tua renta dan ingin meninggal di kota A, kemudian ia menetap di sana dan tinggal di sana. Belum tentu ia akan meninggal di kota A.
Allah Azza wa Jalla menegaskan bahwa kematian adalah murni ada dalam kekuasaan-Nya. Baik tempat dan waktu kematian, tidak akan ada seorang pun yang akan mengetahuinya.
Ayat tersebut memberikan pelajaran kepada, jika tanda kematian dalam waktu 100 hari, 40 hari, 7 hari, 3 hari dan 1 hari menjelang kematian bertentangan dengan ayat tersebut.
Sementara di pesan yang dibagikan di aplikasi perpesanan tersebut menyebutkan juga bahwa, daun yang bertuliskan nama kita di lauhul mahfudz akan gugur.
Ini jelas sekali bertentangan dengan keyakinan di dalam Islam, bahwa lauhul mahfudz bukan berupa pohon yang bertuliskan nama kita. Allah Azza wa Jalla menyebutkan bahwa lauh mahfudz berupa kitab, di dalam surat Al-Hajj ayat 70:
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ
Artinya: "Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui segala yang ada di langit dan di bumi, dan semuanya terdapat dalam kitab."
Ibnu Athiyah mengatakan,
هو اللوح المحفوظ
"Kitab itu adalah al-Lauh al-Mahfudz."
Allah Azza wa Jalla kembali menegaskan tentang Kitab atau Lauh Mahfuzh:
وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ
Artinya: "Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh)."
قال ابن عباس : هو اللوح المحفوظ
Penting bagi kita untuk memahami sebuah informasi, terutama masalah kematian dan tanda-tandanya yang tidak disertai sumber. Karena kita bisa saja menyebarkan berita bohong atau dusta kepada orang lain, yang belum tahu kebenarannya.
Baca Juga: Ternyata Kematian Bisa Lebih Nikmat dari Tidur, Asalkan…
Allahu a'lam.