"Ini karena cinta Allah. Allah ingin angkat derajatnya. Dia orang baik orang saleh, ditimpakan musibah kepadanya, karena Allah ingin mengangkat derajatnya tinggi-tinggi. Ini hanya bagi ahli iman," tambahnya.
Buya juga mengatakan, jika musibah yang diberikan kepada orang beriman adalah sebagai penggugur dosa. Dan, dengan musibah tersebut bisa dibebaskan dari siksa di akhirat nanti.
Musibah bisa terjadi pada siapa saja, namun tidak bisa serta merta menilai, jika musibah dikarenakan dosa. Ada adab dalam menilai sebuah musibah.
Menurut Buya, jika musibah menimpa seseorang, ia boleh berpikir itu karena dosa-dosa yang dilakukannya. Tetapi, jika musibah ditimpakan ke dalam suatu kaum, Anda tidak boleh berpikir itu karena dosa-dosa mereka.
Musibah yang Allah timpakan bisa dirasakan oleh orang baik maupun orang jahat. Jika Anda ahli iman, akan berpikir jika orang baik akan diangkat derajatnya. Sementara, orang jahat akan diampuni dosa-dosanya.
Buya menyebutkan, jika itu merupakan pasukan, seperti itu pasukannya. Soal meruntuhkan kesombongan, apakah kita mengambil pelajaran dari musibah tersebut atau tidak.