Sehingga banyak di antara para korban yang terpaksa meminta bantuan, untuk memastikan jasad seorang muslim yang meninggal dunia di New York dimakamkan secara islami.
"Dalam Islam, upacara pemakaman dianggap sebagai kewajiban bersama. Di sini, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa orang yang tidak mampu membelinya masih mampu melakukannya," katanya.
Apalagi saat ini, banyak rumah sakit yang kewalahan menyimpan jasad mereka yang meninggal dunia karena COVID-19. Banyak jasad yang disimpan di truk yang memakai lemari pendingin, sebelum diangkut untuk dimakamkan secara massal di Pulau Hart.
Banyak kerabat korban yang beragama islam khawatir, jika jasad keluarganya dimakamkan secara massal. Direktur eksekutif Dewan Kepemimpinan Islam Majlis Ash-Shura New York, King Abdulhaq, ketua 90 masjid dan organisasi menegaskan itu tidak benar.
Kuburan massal yang disediakan oleh pemerintah, hanya untuk jasad yang tidak diklaim oleh keluarga mereka. Atau mereka yang hidup sebagai tunawisma, juga tidak memiliki keluarga.
Sementara jasad mereka yang memiliki keluarga, akan dimakamkan sesuai permintaan.