Sahijab – Umat Islam di Amerika Serikat, yang saat ini diperkirakan berjumlah 3,5 juta jiwa atau sekitar satu persen dari populasi penduduk AS, secara serentak akan memulai puasa bulan Ramadhan 1441 Hijriah pada hari ini, Jumat, 24 April 2020.
Ramadhan di AS tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, karena dilaksanakan di tengah pandemi virus Corona.
Baca juga: Lebih dari 28 Ribu Warga AS Tewas karena Infeksi Corona
Menurut Imam Tetap Masjid Muslim American of Puget Sound (MAPS), Washington State, Ustaz Mohammad Joban, penentuan awal Ramadhan di AS dan aktivitas di bulan Ramadhan selama pandemi Corona, merujuk informasi dari Fiqh Council of North America (FNCA), semacam MUI di Indonesia.
"Ada juga yang menggunakan pedoman Local Moonsighting yang dilihat di masing-masing wilayah maupun Global Moonsighting yang terlihat oleh negara lain, yaitu Arab Saudi. Dengan kata lain, mengikuti Arab Saudi," kata ustaz asal Indonesia yang bermukim di AS ini.
Untuk jemaah masjid MAPS, kata Ustaz Joban, jumlahnya mencapai 5.000 orang. Termasuk, di antaranya 400 orang berasal dari Indonesia, dan sisanya warga Amerika. Mereka terpaksa mengikuti pengajian di rumah masing-masing secara online, karena masjid sudah ditutup sejak pertengahan Maret lalu.
Sementara itu, salah satu tokoh Muslim AS, Imam Shamsi Ali juga mengatakan, penentuan awal bulan Ramadhan maupun Syawal di AS, menggunakan metode hisab dan wujudul hilal. Ibadah Ramadhan tahun ini, kata dia, berbeda dengan tahun sebelumnya, karena pandemi Corona.
"Sholat berjemaah, sholat Jumat, buka puasa bersama maupun aktivitas yang biasa dilakukan selama bulan Ramadhan di masjid saat ini tidak boleh dilakukan. Pengurus jemaah masjid mengganti aktivitas ceramah maupun keagaman melalui virtual," ujarnya.