Musim hujan di Indonesia meningkatkan risiko penyakit menular seperti asma, DBD, leptospirosis, malaria, norovirus, nyeri sendi, dan serangan jantung. Waspadai gejalanya!
Musim hujan di Indonesia tidak hanya membawa suasana segar dan dingin, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit menular. Berikut adalah tujuh penyakit yang sering muncul saat musim hujan dan gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai.
Asma adalah peradangan kronis saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran napas. Gejala umum asma meliputi mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk di malam atau dini hari. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat yang memiliki riwayat asma untuk berhati-hati, terutama saat cuaca mulai lebih dingin.
"Hawa dingin adalah pemicu utama munculnya gangguan asma, seperti mengi dan napas pendek," tulis Kemenkes RI beberapa waktu lalu.
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue dari nyamuk Aedes Aegypti. Musim hujan menciptakan genangan-genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Meskipun DBD bisa sembuh tanpa perawatan khusus, penyakit ini berpotensi berujung pada komplikasi serius, seperti kerusakan pembuluh darah dan kematian.
"DBD merupakan salah satu jenis penyakit musim hujan yang dapat berujung pada kematian," tegas Kemenkes RI. "Penyakit yang ditandai dengan sakit pada sekujur tubuh dan demam ini dapat mengakibatkan komplikasi serta kerusakan pembuluh darah yang mengarah pada pendarahan fatal dan kebocoran plasma," lanjut Kemenkes RI.
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Leptospira. Sumber utama penularan di Indonesia adalah tikus, anjing, babi, sapi, dan kambing. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau air kencing binatang yang terkontaminasi.
"Infeksi dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui kontak dengan air sungai, danau, selokan, lumpur, atau tanah yang terkontaminasi bakteri Leptospira," ujar Kemenkes RI. "Penyakit ini berkembang di alam di antara hewan, baik liar maupun domestik, dan manusia menjadi host yang merupakan infeksi akhir atau terminal," lanjut Kemenkes.
Gejala leptospirosis meliputi demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis sakit, dan sakit perut. Dalam kasus tertentu, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga kematian.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium. Musim hujan adalah saat perkembangbiakan nyamuk meningkat, sehingga penularan malaria pun meningkat.
"Penularan malaria meningkat pada saat musim hujan dan berlangsung setelahnya," kata Kemenkes RI. "Bila terlambat ditangani, wabah malaria akan berkembang dan berisiko mengancam nyawa seseorang yang terjangkit," tegas pernyataan Kemenkes RI.
Norovirus adalah jenis virus flu perut yang dapat menular dengan mudah dan memiliki gejala yang serupa dengan diare. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui air atau makanan yang terkontaminasi.
"Penyakit ini bisa saja menyerang sewaktu-waktu, tapi akan jadi lebih berbahaya saat kambuh ketika cuaca sedang dingin," kata Kemenkes RI.
Sebagian besar orang yang memiliki riwayat artitis atau peradangan sendi mengaku sering mengalami nyeri dan kaku sendi saat cuaca dingin. Meskipun masih belum ada bukti ilmiah yang kuat mengenai hubungan antara cuaca dingin dan nyeri sendi, banyak orang melaporkan peningkatan gejala saat musim hujan.
Serangan jantung juga bisa meningkat saat musim hujan, terutama pada orang dengan kondisi kardiovaskular yang sudah ada. Cuaca dingin dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, meningkatkan beban kerja jantung, dan memicu serangan jantung.
Untuk menghindari risiko penyakit musim hujan, penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, menghindari genangan air, dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Selain itu, konsumsi makanan sehat, istirahat cukup, dan olahraga teratur juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Musim hujan memang membawa tantangan tersendiri, tetapi dengan pengetahuan dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan dan tetap produktif.