Sahijab – Bentrokan pecah selama beberapa hari terakhir di New Delhi, India. Kerusuhan ini digambarkan sebagai peristiwa terburuk yang terjadi di ibu kota India dalam beberapa dekade terakhir.
Belasan orang tewas, dan lebih dari 200 lainnya terluka sejak kerusuhan pecah pada hari Minggu, 23 Februari 2020 di sebagian besar wilayah berpenduduk Muslim di timur laut Delhi.
Kerusuhan itu dipicu atas pengesahan undang-undang baru yang dianggap diskriminatif. Para kritikus mengatakan, uu tersebut tak hanya diskriminatif, tapi juga memecah belah, dan bertentangan dengan konstitusi sekuler negara itu. Aksi damai sebagai bentuk protes mulai terjadi sejak Desember tahun lalu. Warga dari seluruh agama minoritas ikut aksi damai tersebut.
Aksi damai tersebut kemudian mendapat perlawanan dari kelompok nasionalis-Hindu.
Beberapa bagian ibukota menjadi kekerasan pada hari Minggu, setelah seorang politisi pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa memperingatkan umat Islam agar tidak melanjutkan aksi duduk atau menghadapi risiko kemarahan para pendukung BJP.
Beberapa hari kemudian, kerusuhan antara kelompok Hindu dan Muslim pecah.
Kekerasan sejauh ini telah merenggut nyawa dari kedua pihak yang bertikai. Setidaknya 37 orang dan menyebabkan lebih dari 200 orang terluka. Sebagian besar korban yang meninggal dikabarkan tewas karena luka tembak.