Pencarian ini membawa mereka ke tempat-tempat angker seperti hutan terlarang, pabrik tua yang terbengkalai, hingga rumah misterius yang dihuni oleh berbagai makhluk gaib, termasuk tuyul dan kuntilanak hitam. Di tengah semua teror yang mereka alami, muncul sebuah pertanyaan besar: Apakah ada pamali atau larangan adat yang telah mereka langgar sehingga menyebabkan malapetaka ini terjadi?
Produser LYTO Pictures, Andi Suryanto, mengungkapkan komitmennya untuk terus mengembangkan Intellectual Property (IP) lokal Indonesia. Ia ingin menghasilkan tontonan yang tidak hanya memiliki nilai komersial tinggi, tetapi juga relevan dengan budaya Indonesia.
"Pamali: Tumbal adalah bagian dari komitmen kami untuk terus mengembangkan IP lokal Indonesia menjadi tontonan yang punya nilai komersial tinggi namun tetap relevan secara budaya," ujar Andi Suryanto. Ia menambahkan bahwa pihaknya melihat tingginya minat penonton Indonesia terhadap film horor, terutama yang mengangkat unsur kearifan lokal.
Dengan mengadaptasi game "Pamali: The Little Devil" yang telah sukses secara digital, LYTO Pictures berharap dapat menghadirkan pengalaman menonton yang berbeda. Pengalaman yang menegangkan, dekat dengan keseharian masyarakat, sekaligus memperluas ekosistem hiburan Indonesia, dari game ke film. Andi Suryanto juga optimis bahwa "Pamali: Tumbal" akan mendapatkan sambutan positif di bioskop.
Film "Pamali: Tumbal" menjanjikan pengalaman menonton film horor yang berbeda dengan sentuhan budaya Indonesia yang kuat. Film ini akan menampilkan tuyul yang berbeda dari yang pernah ada, serta kuntilanak hitam yang sangat berbahaya. Kombinasi antara unsur horor yang menegangkan dan budaya lokal yang kental diharapkan dapat menarik perhatian para penggemar film horor di Indonesia.