Justin Bieber mengaku memiliki masalah emosi dan mencoba memperbaiki diri. Simak 5 hal penting yang perlu kamu ketahui tentang situasi terkini Justin Bieber.
Justin Bieber baru-baru ini membuat pengakuan tentang masalah emosi yang ia hadapi. Dalam serangkaian unggahan di media sosialnya, penyanyi "Love Yourself" ini mengungkapkan bahwa ia sedang berjuang untuk mengatasi emosi negatifnya. Bieber menulis, "Orang-orang terus menyuruhku untuk sembuh. Apa kalian tak berpikir, kalau aku bisa memperbaiki diriku sendiri, aku pasti sudah melakukannya?"
Pelantun "Yummy" ini juga mengakui bahwa ia memiliki masalah dengan kemarahan. Dalam salah satu unggahannya, Bieber menulis, "I know I’m broken (Aku tahu aku hancur). Aku tahu aku punya masalah soal kemarahan." Bieber menjelaskan bahwa upaya kerasnya untuk memperbaiki diri malah membuatnya semakin lelah dan marah.
Pengakuan Bieber ini datang sehari setelah ia memutuskan hubungan persahabatan dengan seseorang. Dalam unggahan percakapan dengan temannya, Bieber menulis, "Aku enggak akan pernah menekan emosiku untuk seseorang. Konflik adalah bagian dari hubungan. Kalau kamu enggak suka kemarahanku, berarti kamu enggak menyukaiku." Bieber menambahkan bahwa kemarahan adalah respons terhadap rasa sakit dan meminta orang lain untuk tidak merasa terluka olehnya.
Dalam upayanya mengatasi masalah emosional, Bieber mengungkapkan bahwa Tuhan menjadi tempatnya untuk bersandar. "Yesus adalah satu-satunya orang yang membuatku ingin menjadikan hidupku tentang orang lain," tulis Bieber. Ia percaya bahwa keyakinannya membantu dalam proses penyembuhan dan pertumbuhannya sebagai individu.
Pengakuan Bieber mendapat respons positif dari banyak penggemarnya. Banyak yang memberikan dukungan dan semangat kepada Bieber untuk terus berjuang. Bieber juga mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan yang diterima dari keluarga dan teman-teman dekatnya. Meskipun menghadapi tantangan, Bieber tetap berkomitmen untuk terus berkembang dan menjadi versi terbaik dari dirinya.
Dalam situasi yang sulit ini, Bieber menunjukkan keberaniannya untuk berbicara terbuka tentang masalah emosionalnya. Semoga langkah ini dapat membantu banyak orang lain yang juga menghadapi tantangan serupa dalam mengelola emosi mereka.