Khoirul Trian mengungkapkan rasa syukurnya atas kesuksesan novel ini. "Rasanya kayak mimpi karena semua penulis juga ingin yang terbaik buat karyanya. Doakan saja, lagi proses (produksi)," katanya. Novel ini juga menjadi mega-best seller, mengikuti kesuksesan novel sebelumnya, "Anak Kecil Yang Kehilangan Pundaknya."
Novel "Ayah, Ini Arahnya ke Mana Ya?" tidak hanya berdampak pada penjualan buku, tetapi juga memicu diskusi dan refleksi sosial yang lebih luas. Banyak orang yang mulai berbicara tentang isu fatherless dan bagaimana hal ini mempengaruhi kehidupan anak-anak.
Proses adaptasi novel ini menjadi film sedang berlangsung. Meskipun nama pemain dan detail produksi masih dirahasiakan, Khoirul Trian optimis bahwa adaptasi film ini akan membawa pesan novel ke audiens yang lebih luas. "Semoga film ini bisa memberikan dampak positif dan menginspirasi banyak orang," tutupnya.
Kehadiran novel "Ayah, Ini Arahnya ke Mana Ya?" telah membuktikan bahwa karya sastra yang mendalam dan relevan dapat menjangkau hati banyak orang. Dengan adaptasi film yang akan datang, diharapkan pesan dan nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini dapat terus menginspirasi dan membantu lebih banyak orang.