Sahijab – Batik Trusmi tidak bisa dipisahkan dari nama Sally Giovanni, yang merupakan pendirinya yang berasal dari Cirebon.
Jika melihatnya saat ini, nama Batik Trusmi sudah sangat besar dan produknya tersebar di mana-mana. Tetapi siapa sangka, jika awalnya Sally hanyalah seorang penjual kain kafan.
Baca Juga: Uniknya Batik Papua
Dikutip Sahijab dari kanal Youtube Cinta Quran TV, Fitri Tropica berkesempatan untuk mewawancarai Sally Giovanni lewat video call.
Kesempatan itu pun tidak disia-siakan Fitri Tropica yang menggali informasi tentang awal bisnis yang dilakoni Sally. Wanita kelahiran Cirebon, 25 September 1988 itu menceritakan saat ia mengambil keputusan untuk menikah muda.
Baru menginjak usia 17 tahun, ia dan suaminya yang seumur memutuskan untuk menghalalkan hubungan mereka.
"Keputusan menikah di usia yang masih sama-sama 17 tahun itu kan pasti tantangannya sangat luar biasa," kata Sally mengawali pembicaraannya.
Bukan penolakan dari kedua orang tua mereka, justru orang-orang di sekitarnya memberikan dukungan. Dan ia pun menuturkan, jika uang hasil dari amplop undangan itulah, yang kemudian dijadikan modal wal usahanya.
Bahkan dengan keterbatasan ilmu bisnis kala itu, ia dan suaminya memutuskan untuk berbisnis yang cepat tanpa adanya pengolahan. Dan akhirnya keputusan jatuh pada bisnis kain kafan.
"Bisnis yang paling gampang dulu jualan kain kafan. Kenapa mbak kok paling gampang? Kan kita nggak perlu pusing harus diapa-apakan jualnya, cuma kain putih doang. Yang beli perempuan laki-laki sama, cuma beda ukuran," tambahnya.
Baca Juga: Ragam Masker Kain Motif Batik untuk Cegah Corona
Namun, ternyata usahanya terbilang tidak sukses karena pembeli kain kafan jarang dan hanya sesekali. Akhirnya, ia dan suami mencari jalan bagaimana kain yang tersisa banyak bisa dijual. Dan kemudian pilihannya adalah dengan diolah menjadi barang lain, dan batik keputusannya.
"Dari situ kita belajar, ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Kita menemukan sebuah proses," tambahnya.
Sally menambahkan, jika dalam bisnis yang dirintisnya tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata. Ia bahkan ingin meneruskan budaya lewat batik yang dibuatnya.
Apalagi tidak mudah membuat kain batik yang benar-benar buatan tangan, karena akan banyak sekali proses di dalamnya.
"Aku merasa aku nih anak bangsa. Bertanggung jawab melestarikan budaya bangsa kita ini, jangan sampai nanti diklaim sama negara lain," tambahnya.
Namun begitu tidak semudah kelihatannya, apalagi tantangannya sangat besar sekali. Baik dari eksternal dan internal, saat merintis bisnis batiknya tersebut.
Tapi tujuan bisnis yang ia dan suami bangun bukan semata-mata ingin mensejahterakan diri dan keluarganya, melainkan banyak orang.
"Aku pengen memberdayakan banyak orang, karena satu kain batik ada jutaan jari yang terlibat di dalamnya," lanjut Sally.
Baca Juga: 4 Poin Penting Berdagang Ala Nabi Agar Menuai Untung Banyak
Seperti apa kisah lengkap Sally Giovanni dalam merintis bisnis Batik Trusmi? Simak dalam video di bawah ini: