• Photo :
        • Ilustrasi Umar bin Khattab dan rakyatnya.,
        Ilustrasi Umar bin Khattab dan rakyatnya.

      Sebelum dia meninggal, 29 Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad mengalami sakit kepala dan demam dengan suhu badan yang tinggi. Dengan keadaan yang tidak sehat, beliau terus menyempatkan diri untuk mengimami solat bersama para pengikutnya (jamaahnya).

      Beberapa hari sebelum menjelang wafatnya, Nabi Muhammad merasakan kesakitan yang semakin parah, suhu badannya semakin meningkat. sampai waktunya akan tiba, Nabi Muhammad SAW berada di pangkuan Aishah.
      Bibirnya berucap di hadapan mukanya, "Ya Allah, ampuni dan kasihanilah aku. Pertemukanlah aku dengan teman-teman yang tinggi (kedudukannya). Ya, Allah pertemukanlah aku dengan teman-teman (yang tinggi kedudukannya).

      Doa itu dituturkan Nabi Muhammad sebanyak tiga kali. Kemudian, sambil bersandar di antara dada dan leher Aisyah, Allah SWT kemudian mengambil nyawa Nabi Muhammad.

      Pada tanggal 12 Rabiul Awwal, tahun 11 Hijiriah, kesedihan yang sangat menyelimuti para sahabat Nabi Muhammad dan orang Islam yang lain. Kesedihan yang menyakitkan dirasai oleh Umar Bin Khatab, serta Abu Bakar Ash Shidiq.

      Pada mulanya, Umar tidak dapat menerima kematiannya Nabi Muhammad,  sehingga dia mendekati pedangnya mengancam dan membunuh seseorang yang menyebut Nabi Muhammad SAW wafat.

      "Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak akan meninggal sampai dihabiskannya orang-orang munafik oleh Allah SWT," kata Umar.

      Pemimpin yang lembut, Abu Bakar Ash Shidiq, datang untuk menenangkan Umar dan menunjuk kepada semua yang berada di rumah Nabi Muhammad.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan