• Photo :
        • Stevia pengganti gula rafinasi.,
        Stevia pengganti gula rafinasi.

      Sahijab – Pemanis buatan menjanjikan rasa manis pada minuman favorit Anda, tanpa harus memikirkan kelebihan kalori. Dan saat ini, semakin banyak digunakan dalam produk mulai dari soda diet hingga yoghurt.

      Dikutip Sahijab dari Gulf News, para peneliti telah menemukan bahwa pemanis buatan dapat bermaanfaat. Terutama sebagai alat untuk membantu menghentikan kebiasaan 'mengidam' gula. Dan bagi sebagian orang, mengganti gula dengan pemanis buatan dapat membantu mencegah penambahan berat badan.

      Baca Juga: Gula Tak Selalu Buruk, Bisa Jadi Sumber Pencerah Alami Kulit

      Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika Anda ingin mengganti gula dengan pemanis buatan. Berikut fakta-faktanya:

      Pemanis Buatan Membingungkan Tubuh

      Rasa manisnya mengirimkan sinyal ke otak dan sistem pencernaan, untuk menahan keinginan konsumsi gula. Tetapi ketika kalori itu tidak pernah sampai, justru dapat mengirim hormon seperti insulin ke tubuh. Dan jika dibiarkan dari waktu ke waktu, dapat menyebabkan disfungsi metabolik

      Aktif Secara Metabolik

      Di antara pengganti gula yang paling populer adalah sucralose, juga dikenal sebagai Splenda. Dan aspartam, yang ditemukan dalam berbagai minuman siap saji, dan ribuan makanan lainnya.

      Stevia, ekstrak tumbuhan tanpa kalori juga dipasarkan sebagai bahan alami, juga banyak digunakan dalam banyak produk sebagai pengganti gula.

      Dalam laporan yang diterbitkan baru-baru ini di Journal of American Heart Association, para peneliti di Rumah Sakit Anak Boston mempelajari apa yang terjadi ketika peminum soda beralih ke air minum atau minuman yang dimaniskan secara artifisial.

      Secara khusus pada orang-orang yang memiliki tingkat obesitas yang tinggi, hasilnya sangat mengejutkan. Mereka mengalami kenaikan berat badan yang jauh lebih sedikit, ketika beralih dari minuman manis ke minuman diet dengan pemanis buatan.

      Dr. David Ludwig, dokter ahli obesitas berteori bahwa orang yang memiliki banyak lemak perut, mungkin mendapat manfaat paling banyak dari pemanis buatan. Artinya, pemanis buatan akan meningkatkan metabolik tubuh, yang akhirnya bisa mencegah kenaikan berat badan.

      Baca Juga: Benarkah Gula Kelapa Lebih Sehat? Cek Jawaban Pakar Nutrisi

      Perdebatan Terhadap Pemanis Buatan

      Perdebatan tentang dampak pemanis buatan terhadap kesehatan dan berat badan telah berkecamuk selama beberapa dekade. Beberapa kekhawatiran paling awal dipicu oleh penelitian pada hewan di tahun 1970-an yang menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat menyebabkan kanker.

      Tetapi penelitian selanjutnya pada manusia membantah klaim tersebut, dan American Cancer Society, yang meninjau bukti pada tahun 2016 bahwa tidak ada bukti yang jelas tentang hubungan antara pemanis rendah kalori dan kanker pada manusia.

      Dampak pemanis buatan pada berat badan juga menjadi kontroversi. Selama bertahun-tahun, beberapa studi observasi telah menemukan bahwa orang yang mengonsumsi banyak minuman diet memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa pemanis buatan mungkin memicu - daripada mencegah - penambahan berat badan.

      Uji klinis acak, yang lebih andal, secara umum telah menunjukkan bahwa pemanis buatan membantu mencegah penambahan berat badan.

      Konsumsi Pemanis Buatan Secukupnya

      Pemanis buatan tanpa kalori, tampaknya melakukan lebih dari sekadar mengaktifkan reseptor rasa di lidah.

      Beberapa penelitian telah menemukan bahwa, pemanis buatan dapat memacu perubahan yang merusak pada mikrobiota usus, mengganggu kontrol gula darah dan memengaruhi kadar insulin.

      Baca Juga: Manfaat Gula untuk Bahan Scrub, Murah dan Efektif

      Pemanis buatan mungkin lebih baik daripada gula, tapi jangan dikonsumsi berlebihan. Rasa manis dalam bentuk apa pun, lebih baik dikonsumsi dalam batasan yang cukup dan tidak berlebihan.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan