• Photo :
        • Ilustrasi Susu Kedelai,
        Ilustrasi Susu Kedelai

      Tidak diketahui bagaimana ini terjadi - bisa jadi fitoestrogen atau protein kedelai bekerja sendiri atau bersama. Faktor lain, seperti kandungan serat tinggi atau lemak jenuh rendah dari kedelai mungkin berperan.

      Alasan lain bisa jadi, jumlah protein hewani dalam makanan (termasuk lemak jenuh dan kolesterol dalam protein hewani) dapat berkurang dan secara tidak langsung meningkatkan kadar kolesterol darah kita.

      Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa makan protein kedelai tanpa isoflavon hanya menghasilkan sedikit penurunan kolesterol, dan suplemen isoflavon saja memiliki efek penurunan kolesterol yang minimal.

      2. Membantu mengurangi keluhan karena menopause

      Karena kandungan fitoestrogennya, kedelai dipercaya dapat mengurangi gejala menopause (seperti hot flushes=merasa hangat secara tiba-tiba, biasanya sangat terasa di wajah, leher, dan dada, dan mengeluarkan banyak keringat). Hal ini didasarkan pada pengamatan wanita di beberapa bagian Asia, yang cenderung memiliki diet kaya kedelai dan biasanya lebih sedikit rasa panas saat menopause dibandingkan wanita yang diet kaya daging.

      Fitoestrogen dalam kedelai tampaknya bertindak seperti terapi penggantian hormon (HRT) ringan. Namun, dibandingkan dengan HRT tradisional, konsumsi kedelai secara teratur membutuhkan waktu hampir setahun untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang serupa.

      Diperlukan lebih banyak penelitian, tetapi kedelai dapat membantu beberapa wanita untuk mengatasi hot flushes menopause, meskipun hanya sedikit.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan