• Photo :
        • Ilustrasi Berdoa,
        Ilustrasi Berdoa

      Sahijab – Sahabat yang InsyaAllah selalu dalam naungan kasih sayang Allah, sifat tawakal merupakan salah satu sifat yang amat disenangi oleh Allah azza wa jalla. Dari sifat inilah, rezeki akan terbuka.

      Allah subhana wa taala bersabda dalam QS. Ath-Thalaq ayat 3 :

      “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.S At-Talaq ayat 3)

      Baca juga: Istighfar sebagai Pembuka Pintu Rezeki

      Tawakal terambil dari kata wakala-yakilu yang berarti mewakilkan, dan dari kata ini terbentuk kata wakil. Kata wakil bisa diartikan dengan "pelindung". 

      Dalam beberapa ayat ditegaskan bahwa: “Dan Dia (Allah) atas segala sesuatu menjadi wakil (QS Al-An'am: 102). 

      “Dan cukuplah Allah sebagai wakil (QS An-Nisa: 81).

      Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa menjadikan Allah sebagai wakil, berarti menyerahkan kepada-Nya segala persoalan. 

      Apakah tawakal sama dengan sikap pasif dan apatis? Dalam Alquran sendiri, perintah bertawakal terulang sebanyak sebelas kali; sembilan berbentuk tunggal dan dua berbentuk jamak. Kesemuanya selalu awali perintah melakukan sesuatu.

      Dari sana, jelaslah bahwa tawakal tidak identik dengan sikap pasif. Karena itu, tidak disebut tawakal orang yang pasrah kepada Allah tanpa mau berusaha. Tidak disebut tawakal pula orang yang menginginkan sesuatu, tetapi tidak mau mengerahkan potensi yang dimilikinya untuk meraih apa yang diinginkannya tersebut. Tawakal adalah urusan hati. Ia hadir setelah badan dan pikiran dioptimalkan terlebih dahulu.

      Rasulullah SAW menyerupakan orang yang bertawakal dan diberi rezeki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rezeki dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. Kita tahu bahwa burung tidak memiliki sandaran apa pun, baik perdagangan, pertanian, dan lainnya. Ia keluar dari sarang dengan bekal tawakal kepada Allah SWT yang kepada-Nya ia bergantung.

      Baca juga: Ambilah Risiko dengan Menikah untuk Rezekimu

      Mari kita selalu mengedepankan sifat tawakal, berusaha dengan segenap raga dan pikiran kemudian memasrahkan hasilnya kepada Allah Subhana Wa Taala.

      Sumber: Klik KHAZANAH Islamic Newsletter/Yama Sumbodo

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan