• Photo :
        • Ustadz Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym,
        Ustadz Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym

      Jadi, kalau diberikan masukan, tidak suka, karena merasa benar dengan pikiran sendiri. Benar dengan pendapat sendiri, kalau ada memberikan masukan, tersinggung. Kalau ada yang memberikan kritik, saran, marah, bahkan membalas menyakiti orang yang memberikan kritikan. Ini gejala sombong. Maka, kita harus mengecek kesombongan itu dengan merespons orang yang memberikan masukan.

      “Kalau ada orang yang memberikan masukan kepada kita dan kita jengkel, tidak suka, itu sudah gejala kita ini sombong. Kalau kita diberikan kritik, kemudian kita tersinggung, marah, bahkan membalas orang yang mengkritik itu, kita sudah memasuki wilayah, Oh, ternyata kita sombong,” jelas Aa Gym.

      Sebetulnya, kata Aa Gym, kita selalu meminta kepada Allah petunjuk ke jalan yang benar, minimal 17 kali. Kita meminta dan Allah yang Maha Mendengar mengabulkan dengan menggerakkan hamba-hambanya untuk memberikan koreksi, masukan, saran, input, pendapat, itu adalah terkabulnya doa. Tetapi, kita malah marah, aneh, kita yang minta, ketika diberi, kita yang marah, itulah sombong.

      “Makanya kita harus cek, kita jangan memikirkan orang lain sombong atau tidak, itu bukan wilayah kita. Wilayah kita ini adalah saya sombong atau tidak, tesnya adalah lihat kalau ada yang mengoreksi kita, bahagia atau jengkel? Kalau ada yang memberikan masukan, kita bersyukur atau malah menolak dan marah. Kalau terjadi itu pada diri kita, berarti kita ini sombong. Kalau kita sombong, kita tidak akan menghargai orang lain, orang lain dianggap rendah saja. Padahal yang kita rendahkan, boleh jadi lebih mulia dibandingkan kita di sisi Allah,” tuturnya.

      Baca juga: Nasihat Ulama soal Miskin tapi Sombong​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan