• Photo :
        • Ilustrasi ibu hamil.,
        Ilustrasi ibu hamil.

      Sahijab Tips – Berhubungan intim selama kehamilan dianggap aman, meskipun disarankan jangan dilakukan di awal kehamilan. Berhubungan intim saat hamil juga dapat memberikan beberapa manfaat, termasuk tidur yang lebih baik, hormon yang baik dan menjadikan lebih intim dengan pasangan.

      Namun, beberapa ibu hamil mungkin khawatir jika mengalami pendarahan setelah berhubungan intim saat hamil. Pendarahan saat berhubungan mungkin karena beberapa penyebab; namun, dalam banyak kasus, ini bukanlah masalah yang perlu dikhawatirkan.

      Baca Juga: Pengobatan Alami Menghilangkan Pigmentasi Atau Melasma Saat Hamil

      Apakah Normal Berdarah Setelah Berhubungan Intim Saat Hamil?

      Dikutip Sahijab dari laman Momjunction, setiap perdarahan, ringan atau berat, setelah 20 minggu kehamilan tidak normal. Anda harus segera menemui dokter. Tapi jangan panik karena tidak semua pendarahan berbahaya. Tapi Anda harus menghindari bercinta dulu jika memang berisiko komplikasi.

      Penyebabnya adalah leher rahim yang lembut dan sensitif di saat kehamilan. Hal ini bisa dikarenakan hal-hal berikut ini:

      • Peningkatan suplai darah: Tingkat suplai darah ke vagina dan leher rahim meningkat pesat segera setelah hamil. Saat berhubungan intim, akan ada tekanan tambahan di area serviks, menyebabkan pendarahan ringan atau bercak.
      • Peningkatan kapiler: Beberapa kapiler darah (pembuluh darah kecil) terbentuk selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi dari ibu dan janin. Banyak dari kapiler ini berkembang di vagina dan leher rahim. Mereka sangat halus sehingga mudah pecah saat berhubungan.
      • Polip serviks: Polip adalah pertumbuhan yang tidak berbahaya pada serviks dan terjadi karena kadar estrogen yang tinggi. Mereka rapuh, mengandung pembuluh darah kecil, dan tekanan apa pun pada area tersebut selama hubungan seksual dapat menyebabkan pendarahan.

      Anda mungkin juga mengalami pendarahan setelah berhubungan intim karena alasan berikut ini:

      • Implantasi: Dalam empat hingga lima minggu kehamilan, Anda mungkin melihat pendarahan setelah berhubungan intim.
      • Kehamilan ektopik: Kondisi ini jarang terjadi tetapi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi mulai tumbuh di luar rahim. Ini dapat menyebabkan pendarahan hebat dan membutuhkan bantuan medis.
      • Plasenta previa: Dalam kondisi ini, plasenta terletak rendah di dalam rahim dan menutupi serviks sepenuhnya atau sebagian. Oleh karena itu, kemungkinan keguguran tinggi jika Anda melakukan hubungan intim.
      • Solusio plasenta: Selama kondisi ini, plasenta terpisah dari rahim jauh sebelum kelahiran, menyebabkan perdarahan ringan hingga berat disertai nyeri perut.

      Apakah Pendarahan Bisa Menyebabkan Keguguran?

      Keguguran yang dipicu oleh hubungan intim jarang terjadi karena janin diamankan dalam kantung ketuban yang berisi cairan. Ini adalah bantalan bayi dan bertindak sebagai peredam kejut dari bahaya fisik.

      Namun, jika Anda pernah mengalami keguguran sebelumnya atau dinding serviks melemah, dokter akan menyarankan untuk tidak melakukan hubungan intim sebagai langkah pencegahan keguguran.

      Baca Juga: Berapa Banyak Nasi Putih yang Harus Dikonsumsi Ibu Hamil?

      Tips Berhubungan Intim Selama Kehamilan

      Anda dapat meminimalkan risiko dan komplikasi pendarahan dengan mengikuti beberapa aturan sederhana berikut ini.

      1. Cobalah posisi yang nyaman dan aman

      Beberapa posisi bercinta dapat meningkatkan risiko bercak vagina atau pendarahan dengan memberikan tekanan pada area serviks. Anda bisa mencoba posisi yang benar-benar membuat Anda nyaman dan aman.

      2. Nikmati saat-saat yang nyaman

      Bersikaplah selembut mungkin dengan kerjasama bersama pasangan. Anda dapat menikmati keintiman dengan berpelukan, berciuman, berpegangan tangan, dan mandi bersama karena itu lebih nyaman. Diskusikan dengan pasangan apa yang Anda sukai.

      3. Gunakan pelumas

      Gunakan pelumas berbahan dasar air karena membantu mengurangi gesekan dan ketidaknyamanan selama hubungan seksual. Juga akan mengurangi pendarahan dan kemungkinan iritasi di daerah serviks. Hindari yang mengandung gliserin.

      4. Gunakan alat kontrasepsi

      Gunakan kontrasepsi penghalang seperti kondom selama hubungan seksual. Mereka akan melindungi Anda dan bayi dari infeksi.

      Kapan Sebaiknya Menghindari Hubungan Intim Saat Hamil?

      Anda harus menghindari hubungan seks selama kehamilan dalam kondisi ini:

      • Inkompetensi serviks: Ini adalah kondisi di mana serviks mulai terbuka sebelum waktunya dan meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur.
      • Riwayat keguguran atau persalinan prematur: Jika Anda pernah mengalami keguguran atau persalinan prematur selama kehamilan sebelumnya, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari hubungan seksual.
      • Ketuban bocor: Jika Anda merasa ada cairan ketuban bocor, itu mungkin mengindikasikan pecahnya kantung ketuban. Maka harus menghindari seks dalam kasus ini dan menghubungi dokter.
      • Infeksi penyakit menular: Jika Anda atau pasangan menderita penyakit menular, hindari hubungan sampai benar-benar sembuh total karena dapat membahayakan janin.
      • Pendarahan vagina: Jika Anda mengalami pendarahan vagina selama kehamilan, jangan melakukan hubungan intim sebelum didiagnosis oleh dokter.

      Tapi perlu digaris-bawahi, setiap masalah pendarahan harus dikonsultasikan dengan dokter. Evaluasi sifat, penampilan, dan jumlah perdarahan setelah hubungan intim bisa menjadi indikasi apakah berbahaya atau tidak.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan