• Photo :
        • Ustadz Abdul Somad,
        Ustadz Abdul Somad

      Sahijab â€“ Sadar artinya merasa, tahu atau ingat kepada keadaan yang sebenarnya. Keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali dari pingsannya. Siuman, bangun dari tidur, ingat, tahu dan mengerti, misalnya.

      Berikut, arti sadar yang dikutip Sahijab dari media Instagram milik Datuk Seri Ulama Setia Negara, Ustadz Abdul Somad (UAS), di saat bulan Ramadhan tahun ini, Senin 11 Mei 2020.   

      Baca juga: Ustadz Abdul Somad soal Hadis Prahara 15 Ramadhan​

      Beberapa kali video itu saya ulang. Memperhatikan raut wajah pelaku saat kejadian. Kemudian dibandingkan dengan saat meminta maaf. Baik pda kasus parodi lagu Aisyah, prank sampah, tiktok shalat dan beberapa masalah sejenis. Saat peristiwa itu usai, pelaku seperti baru tersadar.

      Keywordnya adalah kata sadar. Sadar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merasa, tahu, ingat, mengerti dan siuman. Berarti, saat peristiwa itu terjadi pelaku tidak sadar. Sedang mengalami euforia; perasaan ekstrim, tidak rasional, pada emosi. Itu bisa terlihat pada pada raut wajah, body language, diperjelas lagi dengan beberapa ungkapan, "Saya akan menyerahkan diri jika follower tiga puluh ribu", atau, "Salah saya apa? Kucingnya kan masih hidup".

      Betapa sosial media perlahan-lahan mengganggu kesadaran orang, jika tidak ingin disebut merusak kesadaran. Ketika masuk ke alam sosial media, orang menjadi sangat-sangat, sangat gagah melebihi Kevin Cosner dalam Dances With Wolves walau kenyataannya macam Tok Labu menjemur kain. Bisa sangat senang, atau sangat marah, atau sangat puitis. Tidak normal. Seperti terpukau, terhipnotis.

      Salah satu misi kedatangan Islam adalah menjaga kesadaran. Oleh sebab itu Islam mengharamkan khamar karena bisa menghilangkan kesadaran. Islam mengajarkan manusia agar sadar atas segala tindakannya. Saat terjaga dari tidur, ia benar-benar sadar. Bukan antara sadar dan tidak. Kesadaran itu diuji dengan ucapan yang keluar dari mulutnya, "alhamdulilladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur (segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami yang sebelumnya mematikan kami. Kepada-Nya kami akan kembali)".

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan