Sahijab – Bulan Ramadhan identik dengan itikaf. 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah hari-hari yang dianjurkan untuk melakukan itikaf. Hal ini menjadi istimewa karena ada malam Laylatul Qadr, malam yang lebih istimewa dari 1000 bulan.
I'tikaf artinya berhenti (diam) di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah. I’tikaf sunnah dilakukan setiap waktu, tetapi yang paling utama (afdhal) jika dilakukan dalam bulan Ramadhan.
I'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan adalah sunnah Rasulullah. Beliau tidak pernah meninggalkannya. Bahkan di Ramadhan terakhir sebelum wafat, Rasulullah beri’tikaf selama 20 hari.
Lalu bagaimana i'tikaf untuk perempuan? Ternyata Rasulullah juga tak pernah itikaf sendiri, ia mengajak serta istrinya. Hal tersebut diceritakan oleh Aisyah RA dan diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim.
“Jika masuk 10 hari terakhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengencangkan kainnya, menghidupkan malam, dan membangunkan istri (keluarga)nya.” (HR. Al-Bukhari- Muslim)
Baca juga: 10 Hari Kedua Ramadhan, Wapres Ajak Umat Berdoa dan Mohon Ampun
Dalam riwayat lain, ‘Aisyah berkata,