• Photo :
        • Ilustrasi mata menangis,
        Ilustrasi mata menangis

      Melihat hal itu, sahabat Abdurrahman bin Auf bertanya 'Kau menangis Rasulullah? Bukankan kau sendiri melarang menangisi kematian seseorang?'.  “Ibnu Auf, aku tidak melarang menangis. Yang ku larang adalah dua teriakan dosa; nyanyian yang tak bermakna dan dan melalaikan serta ratapan histeris saat tertimpa musibah dengan menampari wajah dan merobek-robek pakaian. Sedang yang terjadi padaku ini adalah ungkapan kasih sayang,” jawab Nabi Muhammad. 

      Baca juga: Mau Kurban Tahun Ini? Intip Dulu Harga Hewan Kurban di Jabodetabek

      Ketika sahabatnya meninggal dunia dalam peperangan

      Saat mendapatkan kabar bahwa pamannya, Hamzah, meninggal dalam perang Uhud, Rasul menangis tersedu-sedu. Tangisan Nabi kembali pecah saat melihat jenazah Hamzah. Begitu pun ketika Ja’far, Ibnu Ruwahah, dan Zaid bin Haritsah yang wafat dalam perang Mu’tah, kedua mata Nabi mencucurkan air mata kesedihan.   

      Mendengarkan Alquran Surat an-Nisa ayat 41 

      Suatu hari Nabi Muhammad SAW sedang bersama Abdullah bin Mas'ud. Saat itu Abdullah bin Mas'ud sedang membaca surat Annisa. Ketika tiba pada ayat 41, Nabi meminta Abdullah berhenti membaca. 

      Ayat tersebut menjelaskan tentang posisi Nabi Muhammad di akhirat. Dalam ayat itu dijelaskan, Nabi Muhammad  di akhirat nanti akan menjadi saksi bagi umatnya yang durhaka.  Bunyi ayatnya sebagai berikut, "Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir), jika Kami datangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkanmu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka)."

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan