• Photo :
        • Source : Republika,
        Source : Republika

      Yang ada adalah kesejajaran, equalitas, sebab siapapun yang melakukan sholat tak dipandang pejabat atau keturunan ningrat, semua berbaris dengan gerakan rukuk dan sujud yang sama. Tak ada previlage untuk siapapun, misalnya dengan dispensasi yang pejabat tidak usah rukuk atau sujud.

      Keempat, ini yang terpenting, Allah mengajarkan sesungguhnya di dalam sholat itu mengandung dimensi teologis sekaligus sosial. Sholat dimulai dengan mengangungkan nama Allah, “Allahu Akbar”.

      Lalu diakhiri dengan salam, mendoakan umat Islam yang ada di sekitar kanan-kiri kita: “Assalamu’alaikum warahmatullah….”. Rupanya Allah tidak memonopoli agar sholat itu untuk-Nya semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia agar selamat sejahtera di muka bumi dan di akhirat nanti. Maka tak heran, ajaran sholat juga diberi frame yang keras oleh Allah melalui surat Al-Ma’un.

       

       

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan