• Photo :
        • Ilustrasi Belajar Membaca Alquran,
        Ilustrasi Belajar Membaca Alquran

      Akhirnya, Muhammad dituturkan oleh ayahnya, “Kitab Suci ini diturunkan jauh di Negeri Padang Pasir. Diturunkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassallam. Kemudian, didakwahkan, disampaikan, berkembang besar. Kemudian, sampailah cahaya itu sampai ke negeri kita. Di negeri ini, Muslimin membangun peradaban besar 800 tahun. Kitalah yang membangun istana-istana itu. Kitalah yang membentangkan jembatan-jembatan yang luar biasa itu. Kita yang menggali saluran-saluran paritnya. Kita yang mengalirkan air-air di negeri ini. Kita yang membangun semua ini, 800 tahun di negeri ini.”

      “Kau boleh tanyakan kepada tanah di Andalus ini, di setiap jengkal di bawah tanah ini, ada orang-orang syahid dari Muslimin. Kakek nenek moyang kita yang syahid, terkubur syahid. Menara di seantero negeri yang dipakai lonceng itu dulu adalah tempat berkumandangnya adzan, panggilan sholatnya Muslimin. Gereja-gereja itu dulu adalah masjid. Di depannya adalah mihrob tempat seorang imam membacakan Alquran, ayat-ayat Allah Subhanahuwata’ala, yang hari ini menjadi tempat berdirinya pendeta.”

      “Sampailah 40 tahun yang lalu, ketika raja terakhir Muslimin, Abdullah As Shogir tertipu perjanjian ekonomi mereka. Akhirnya, mereka mengambil semua yang ada di negeri ini, termasuk Istana Granada, dan semua umat Muslim yang Syahid, dan hilang lah semua yang ada.”

      Muhammad kecil ini terhenyak, sederet cerita sang ayah di malam Paskah itu menghadirkan hidayah Allah dalam hatinya. Dengan hati yang terbuka dan penuh cinta akan hidayah, Muhammad Bin Abdur Rofi’ pun bersedia menerima segala pelajaran Islam dari sang ayah. Dimulai dari bahasa Arab, membaca mushaf Alqur’an, gerakan-gerakan sholat, dan hukum-hukum syari’at lainnya.

      Seluruh ilmu ini dipelajarinya hingga beberapa tahun lamanya. Hingga kemudian, sang ayah merasa bahwa berita Keislaman keluarganya terdengar oleh telinga pasukan-pasukan Reconquista Kerajaan Castile. Maka, sebelum pasukan kafir tersebut melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, Muhammad Bin Abdur Rofi’ Al Andalusi dipaksa sang ayah untuk berhijrah ke Maroko, dan membiarkan dirinya mendapatkan kesyahidan.

      Di tangan Mahkamah Hukum Castile, seluruh keluarga, ayah dan ibunya dibunuh pasukan kerajaan. Sementara itu, sang anak, Muhammad Bin Abdur Rofi’ Al Andalusi meneruskan pendidikan Islamnya. Hingga berhasil menjelma menjadi ulama besar di Negeri Tunisia.

      Baca juga: Gaya Hidup dan Penampilan Wanita Tunisia​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan