• Photo :
        • Muslim di Prancis,
        Muslim di Prancis

      Maryam, kemudian bertanya apakah ia boleh bergabung dengannya dalam sholat. Tanpa memintanya harus menjadi Muslim lebih dahulu, mereka mengajaknya untuk bergabung dalam sholat dengan mereka. Bersama teman Muslim dan ibunya itu, ia beribadah di ruang tamu di apartemen mereka. Saat itu, Maryam berusia 16 tahun.

      Meskipun belum resmi masuk Islam pada saat itu, namun menjalankan gerakan sholat telah menjadi kebiasaannya. Namun, ia masih menyembunyikannya dari keluarganya, karena ia khawatir mereka tidak akan menyetujuinya. Teman Muslimnya dan ibunya itu pun tidak pernah mendorongnya untuk menjadi Muslim.

      Setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atas, ia pindah ke Paris untuk menempuh studi di universitas. Masa di universitas itulah menjadi langkah besar dan perubahan dalam hidupnya.

      Ia memilih untuk belajar sejarah dan bahasa Arab, karena ia ingin belajar bahasa dalam bacaan Alquran yang indah. Ketertarikannya pada Islam pun tumbuh dan ia mulai membaca lebih banyak tentang agama Islam. Ia juga melanjutkan kebiasaannya mengikuti gerakan sholat.

      "Semakin banyak saya belajar tentang Islam, semakin saya merasakan keinginan yang tumbuh di hati saya untuk menjadi Muslim. Kira-kira 10 tahun setelah saya pertama kali mendengar ibu Maryam membaca Alquran, saya memeluk Islam. Itu hampir 15 tahun yang lalu," ungkapnya.

      Butuh waktu yang lama, sebelum akhirnya Maryam memberi tahu keluarganya bahwa ia telah menerima Islam sebagai agamanya. Ketika ia akhirnya memberi tahu keluarganya, mereka terkejut.

      Sayangnya, keputusannya menjadi mualaf itu membuat hubungannya dengan keluarganya tegang. Selama beberapa tahun, ia berupaya keras untuk tetap berhubungan dengan mereka karena mereka tidak ingin melihatnya.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan