• Photo :
        • Ilustrasi Foto Sejarah,
        Ilustrasi Foto Sejarah

      Dan Jejak para pengikut tarekat ini sampai ke Jawa atau Nusantara. Ini misalnya tampak dari sosok pangeran asal Yogyakarta yang menjadi pendiri tua di dekat Madiun yang tak jauh dari Gunung Lawu, yaitu Pesantren Takeran. Di masa kini dari pesantren lahir sosok penting, seperti Ketua MPR tahun 1980-an, Jendral M Kahis Suhud dan bos Jawa Pos sekaligus mantan menteri era Presiden SBY, Dahlan Iskan. 

      Keterangan foto: Suasana  Pesantren Takeran. yang didirkan seorang pangeran dari Jogjakarta yang ikut menjadi panglima perang dalam Perang Jawa.

      Maka, bekat aliran Satariyah ini tarikat tidak lagi hanya bersifat eksetoris atau melihat ke dalam sisi pribadi manusia saja seperti lazimnya, tapi sudah berubah menjadi sebuah gerakan sosial berupa perlawanan terhadap penindasan kolonial di Jawa dan Nusantara.

      Maka tak ayal lagi, saat itu seruan jihad melawan kolonial waktu itu semakin ramai diperbicangkan. Apalagi jauh-jauh hari sebelunya, yakni sekitar tahun 1780 M ada surat dari Syekh Abdul Shamad Al Palembani yang menjadi imam di Masjidil Haram sempat bersurat kepada para Raja Jawa,  seperti Paku Buwono IV untuk melakukan perang suci terhadap Belanda.

      Seruan jihad itu disalin dan kemudian banyak di tempel di berbagai masjid yang kala itu bertepatan dengan menjelang tibanya bulan Ramadhan.

      Situasi ini makin klop dengan latar belakang Diponeoro yang didik secara santri oleh neneknya yang berasal dari Madura dan merupakan cucu seorang ulama. Bahkan konon, neneknya itulah yang memberikan teladan dan pembelajaran kepada Dipongero untuk hidup secara aksetis sebagai seorang Muslim.

      Berita Terkait :

      Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.

  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan