Sahijab – Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radiyallahuanhu sedang berpatroli di jalanan kota Madinah. Dia mendengar seorang wanita membaca puisi dengan nada sangat sedih, setelah ditinggalkan suaminya yang sedang berjihad.
"Jika bukan karena iman saya kepada Allah, tempat tidur saya yang saya tiduri akan terguncang dengan beberapa tindakan terlarang," itulah sepenggal kata-kata yang didengar Umar bin Khattab di salah satu rumah warganya.
Umar mengetahui bahwa wanita ini merindukan suaminya yang sedang dalam misi jihad, sehingga lama tidak bertemu. Sebagai seorang khalifah, Umar bin Khattab tentu harus memberikan hak dan kewajiban kepada warganya termasuk kepada para istri yang ditinggalkan suaminya berperang.
Baca Juga: Ini Ayat Alquran yang Bikin Umar bin Khattab Tak Henti Menangis
Umar bin Khattab pun prihatin tentang 'kerinduan' wanita ini, dan juga wanita lain mengalami pengalaman yang sama.
Jadi, dia pergi kepada putrinya, Hafsah, dan bertanya kepadanya: "Berapa lama seorang istri dapat bertahan jika suaminya jauh darinya?"
Hafsah pun malu dengan pertanyaan dari ayahnya tersebut. Namun Umar bin Khattab menjelaskan bahwa, dia ingin tahu agar bisa memberikan keputusan yang adil kepada umat Islam saat masa kepemimpinannya.
Hafsah pun menjawab, bahwa wanita bisa menahan 'rindunya' sekitar 4 bulan.
Berdasarkan informasi tersebut, Umar memerintahkan agar prajurit tidak boleh lebih dari 4 bulan bertugas. Dia juga memerintahkan agar suami wanita ini pulang.
Baca Juga: Kisah Umar Bin Khattab Saat Tahu Rakyatnya Kelaparan
Masa kekhalifahan Umar Bin Khattab adalah masa gemilang bagi umat Islam, termasuk ditetapkannya tahun Hijriyah. Bahkan perluasan Islam saat ini sangat pesat, termasuk di dalam keamanan, ekonomi dan ketertiban.
Masih banyak cerita dari masa kejayaan Umar bin Khattab yang sampai saat ini masih diceritakan para ustadz daan dai. Meskipun terbilang singkat menjadi khalifah selama sepuluh tahun, yaitu pada tahun 634-644 Masehi, Umar bin Khattab adalah sosok yang cerdas, adil dan bijaksana.