• Photo :
        • Ilustrasi bullying,
        Ilustrasi bullying

      Selain itu, bullying  juga disebabkan kurang terbangunnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal tersebut tidak sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wata ‘Ala:

      إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ١٠

      “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujurat [49]: 10)

      Pernah sekali waktu Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat di Masjidil Haram, lalu seseorang bernama Uqbah bin Abi Muit menghampirinya. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud, Uqbah langsung meletakkan kotoran dan usus unta yang masih berlumuran darah di pundak beliau. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap sujud dengan tenang. Sebelum akhirnya Siti Fatimah, putri kecil Rasul, mengambil kotoran tersebut dari punggung ayahnya.

      Selain Uqbah, perempuan bernama Arwa binti Harb juga sering kali menyakiti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam Ath-Thabari disebutkan, ketika malam hari, istri Abu Lahab ini selalu meletakkan duri di sepanjang jalan yang biasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalui.

      Tidak hanya mendapat siksaan, kaum Musyrikin Mekah juga berulang kali mencoba membunuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menduga bisa merendahkan dan menjatuhkan mental Nabi, kemudian membuatnya menyerah dan berhenti berdakwah. Namun kenyataannya tidak. Meski kerap kali menerima bullying dan intimidasi, keimanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah goyah dan tetap sabar.

      Baca Juga: Cara Kenalkan Sosok Nabi Muhammad SAW ke Anak-Anak Menurut UAS

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan