• Photo :
        • Ilustrasi perilaku sombong.,
        Ilustrasi perilaku sombong.

      Sahijab – Dalam bahasa Arab hati dikenal dengan qalbu. Islam mengartikan penyakit hati sebagai salah satu sifat yang dilarang oleh Allah SWT. Dalam hal ini penyakit hati ada dua makna. Yang dimaksud dengan penyakit hati dalam Islam lebih kepada kerusakan pandangan dan keinginan seseorang terhadap realita atau kebenaran yang ada di hadapannya.

      “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati,” (HR. Bukhari).

      Selain itu dalam firman Allah SWT di dalam Al-Quran surat At- Taubah (9) ayat 125:

      “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam Keadaan kafir.” 

      Suatu kisah, pada masa kecilnya Rasulullah mengalami peristiwa penyucian hati yang dilakukan oleh malaikat Jibril. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menyucikan hati untuk memperoleh budi pekerti yang mulia seperti yang terdapat pada diri Rasulullah.

      Lalu apa macam-macamnya? Berikut ini Sahijab sajikan dari berbagai sumber, macam-macam penyakit hati menurut agama islam:

      Baca Juga: Ini Alasan Berbondong-bondong Warga Amerika Latin Masuk Islam

      1. Takabbur

      Takabbur itu sombong. Dalam islam, sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menganggap dirinya lah yang paling benar, yang lain salah. Paling pintar, paling tahu. Yang mengerikan adalah, betapa berat perkara sombong ini, hingga seseorang tidak dapat masuk surga selama ada kesombongan dalam hatinya meski sebesar biji sawi.

      2. Hasad

      Hasad atau iri dan dengki adalah perasaan tidak suka yang timbul pada hati seseorang apabila melihat atau mendengar kebahagiaan yang dirasakan orang lain. Penyakit hasad ini harus segera dihilangkan karena segala yang diperoleh masing-masing orang sudah ditentukan kadar dan ukurannya oleh Allah Swt. Penyakit hasad dapat mengikis pahala amal saleh sebagaimana hadis berikut,

      “Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud)

      3. Riya

      Riya adalah penyakit hati yang dilarang karena dapat menghilangkan pahala amal saleh yang dilakukan. Karena riya menghilangkan rasa tulus ikhlas beribadah dan beramal hanya untuk Allah dari dalam hati. Orang yang memiliki penyakit riya ini hanya akan berbuat baik apabila dilihat oleh orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan sanjungan.

      Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 264 yang artinya,

      “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

      Baca Juga: 7 Alasan Seks Bebas Diharamkan Dalam Islam

      4. Taqtir

      Taqtir artinya kikir, tidak mau mengeluarkan harta meskipun perkara wajib. Dalam Al-Quran, Allah menjelaskan:

      “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)

      “Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar” (QS. Al Lail: 8-10)

      5. Sum’ah

      Sum’ah berasal dari kata sama’a yang artinya memperdengarkan. Jadi maksudnya, memperdengarkan orang lain mengenai amal baik kita. Trus apa ya bedanya dengan riya’? Nah ini yang baru saya tahu, kalau sum’ah, amal ibadahnya benar diniatkan karena Allah, tapi dibicarakan pada manusia.

      Rasulullah SAW memperingatkan dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)

      Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah, diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya.

      Berita Terkait :

Jangan Lewatkan