Sahijab – Kasus pasien virus Corona di Sumatera Utara, setiap harinya mengalami peningkatkan. Untuk Selasa 7 April 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut, mencatat terdapat 76 orang positif Corona. Angka ini, naik dari hari sebelumnya berjumlah 76 orang.
Juru Bicara Gugus Tugas, Mayor Kes, dr Whiko Irwan, seperti dikutip Sahijab dari VIVAnews, menjelaskan bahwa 53 pasien positif Corona diketahui melalui tes swab tenggorok dan metode PCR (polymerase chain reaction). Sedangkan sisanya, dinyatakan positif melalui rapid test.
"Kebijakan tanggap darurat harus kita dukung. Kita menghadapai musuh yang tak kasat mata. Masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaannya," tutur Whiko dalam konfrensi pers, Selasa.
Baca juga: Data Update Positif Corona di Indonesia 7 April 2020
Sementara itu, dari total seluruh kasus Covid-19, tercatat ?ada tujuh orang yang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan delapan orang, dilaporkan sembuh. Dengan begitu, Whiko mengatakan pihak terus pelayanan medis secara maksimal dan profesional.
“Sembunya delapan penderita, penyakit menular ini bisa disembuhkan. Yang dinyatakan sembuh, artinya tidak ada gejala klinis dan tidak ada lagi virus di tubuhnya,” tutur Whiko.
Whiko mengungkapkanm untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) juga mengalami peningkatkan menjadi 133 pasien. Yang mana, di hari sebelumnya, berjumlah 127 orang.
"Untuk jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan) sebanyak 3488 orang, atau menurun dari hari sebelumnya yang berada di angka 3.615 orang," jelas Whiko.
Data terbaru Sulawesi Selatan Tanggap covid-19 hingga Selasa 7 April 2020, menyebut pasien Corona yang sudah sembuh 56 orang, 23 pasien yang sebelumnya dinyatakan positif, dan 33 dari Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Pasien positif virus Corona yang masih dirawat dan tersebar di sejumlah rumah sakit di daerah ini, sebanyak 88 orang, 11 pasien telah meninggal.
PDP corona yang dirawat berjumlah 262 orang, 11 sudah meninggal. Adapun Orang Dalam Pemantauan (ODP), sebanyak 1730 masih proses pemantauan, dan 669 sudah selesai pemantauan.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menyatakan, lebih memilih fokus mengatasi episentrum penyebaran COVID-19 di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Maros, meski ada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020, tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menurutnya, tidak semua wilayah memiliki kesamaan. Sebelum PSBB itu dibuat, sebagian Sulsel sudah melakukan beberapa langkah untuk mencegah penyebaran virus Corona, termasuk dengan meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, physical distancing, dan social distancing.
"Saya ingin sampaikan kepada kita semua, kita harus berhati-hati memberlakukan (PSBB) di Sulsel, karena tidak semua wilayah sama dari 24 kabupaten kota. Episentrum penyebaran mulai dari Makassar, dan daerah penyangga kita Gowa dan Maros. Nah, ini sekarang kita fokus disini. Kita jangan lupa bahwa Sulsel ini adalah penyangga pangan nasional," kata Nurdin, saat video conference dengan awak media, Selasa.
Sulsel sebagai daerah penyangga pangan nasional, menjadi pertimbangan Nurdin Abdullah. "Bagaimana nantinya kalau semua petani kita dirumahkan? Sekarang ini lagi musim tanam. Jangan-jangan, justru bukan Corona yang membunuh kita, tapi kita mati kelaparan," ujarnya.
Sejauh ini, kata Nurdin, Gugus Tugas Covid-19 terus melakukan upaya untuk mencegah penularan Corona, di antaranya dengan melakukan pemetaan beberapa wilayah yang memang menjadi pusat penularan.
"Kita coba lakukan isolasi wilayah, apakah mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan. Tetapi, ini ada risikonya. Tidak mungkin orang dirumahkan tanpa diberikan bekal," terangnya.
Baca juga: Olahraga Ringan di Rumah untuk Bantu Cegah Corona