• Photo :
        • Ketua MUI Sulsel, KH Sanusi Baco ,
        Ketua MUI Sulsel, KH Sanusi Baco

      Sahijab – Ketua Majelis Ulama atau MUI Sulawesi Selatan, Kiai Haji Sanusi Baco, meminta masyarakat untuk bersabar menghadapi pandemi virus Corona yang kini terus mewabah.

      Salah satu perintah agama, menurut Rais Syuriah PWNU Sulawesi Selatan itu, agar selalu mensyukuri nikmat Allah dan berdoa apabila musibah mendatangi, seperti cobaan wabah virus Corona yang mendera saat ini.

      Baca juga: Data Update Positif Corona di Indonesia 10 April 2020​

      “Setiap khatib di seluruh dunia berdoa, salah satu doanya, yakni Ya Allah, jauhkanlah kami dari harga yang tidak terjangkau, jauhkanlah kami dari bala dan saling memfitnah, dan jauhkan pula kami dari wabah penyakit. Agama meminta kita bersabar dan berusaha hingga wabah itu pergi dari kehidupan kita,” kata Kiai Sanusi, saat menerima Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb di kediaman di Jalan Kelapa III, Kota Makassar, melalui rilis, Jumat 10 April 2020.

      Kiai Sanusi mengisahkan, jika sejak dulu manusia kerap diberi cobaan dengan berbagai penyakit.

      "Jenis penyakitnya, berbeda-beda dari waktu ke waktu. Dulu ada namanya cika (Istilah kalangan Bugis yang pemaknaannya sakit perut yang melilit).  Waktu itu, dalam satu hari di kampung bisa tiga hingga empat orang meninggal oleh penyakit ini," terangnya.

      Tokoh panutan masyarakat Sulsel yang kini berusia 83 tahun ini mengaku bisa menyelami situasi kebatinan masyarakat yang sebagian besar terkejut karena kejadian ini.

      “Kecenderungan manusia selalu menjadikan musuh terhadap sesuatu yang belum diketahuinya. Orang bertanya, kenapa disuruh untuk tidak sholat Jumat, biasanya diminta luruskan shaf, tetapi sekarang disuruh buat jarak.Jadi, semua serba baru. Jadi begini, Alquran yang merupakan kitab suci berisi lebih enam ribu ayat, tapi isinya sebenarnya hanya dua, yakni perintah dan larangan. Tujuannya, untuk memelihara lima prinsip hidup. Yang pertama, setiap orang berkewajiban memelihara agamanya. Yang kedua, wajib memelihara keturunannya. Yang ketiga, wajib memelihara akalnya. Selanjutnya, wajib memelihara hartanya, dan yang kelima, wajib memelihara jiwanya dalam artian setiap orang berkewajiban memelihara nyawanya” jelasnya.

      Menurut Ketua Yayasan Masjid Raya Makassar ini, Islam melarang pembunuhan dan bunuh diri, karena itu melanggar prinsip kehidupan.

      “Jika pemerintah, akhir-akhirnya ini sering menyampaikan perintah dan imbauan kepada seluruh masyarakatnya, itu salah satu tujuannya untuk memelihara nyawa, memelihara jiwa rakyatnya. Dengan mentaati apa yang disampaikan pemerintah, berarti kita menjauhkan diri dan menyelematkan diri dari pengaruh negatif virus Corona. Salah satu imbauan pemerintah, yakni melarang diadakan sholat Jumat dan diganti dengan sholat Zuhur empat rakaat di rumah masing-masing. Dilarang meninggalkan rumah kalau tidak perlu, dilarang untuk berkumpul dengan jarak yang terlalu dekat. Semua imbauan pemerintah dan imbauan ulama tujuannya untuk memelihara jiwa dan memelihara agama” lanjutnya.

      Yang perlu dipahami masyarakat, pesan Kiai Sanusi, bahwa virus ini selalu mencari mangsanya kepada orang yang berkumpul.

      “Shoalat Jumat adalah tempat berkumpul ribuan manusia, apalagi Masjid Raya (Makassar) bisa menampung lima ribu jemaah dalam satu hari. Maka, virus Corona atau Covid-19 akan selalu menunggu mangsanya di Masjid Raya dan juga seluruh masjid di dunia ini. Termasuk juga ajakan untuk tinggal di rumah, itu adalah salah satu prinsip dalam menjaga nyawa dan kehidupan berbangsa dan bernegara kita," terangnya.

      Baca juga: Kemenag Imbau Seluruh Ibadah Bulan Ramadhan di Rumah Saja​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan