Laporan WHO menunjukkan bahwa Malaysia memiliki prevalensi obesitas tertinggi di ASEAN, mencapai 54,4% pada 2023. Simak 10 fakta mengejutkan tentang prevalensi obesitas di negara-negara ASEAN.
Obesitas telah menjadi masalah kesehatan publik yang signifikan di banyak negara, termasuk di wilayah ASEAN. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan gangguan pencernaan. Berikut adalah 10 fakta mengejutkan tentang prevalensi obesitas di negara-negara ASEAN.
Malaysia menduduki posisi pertama sebagai negara dengan prevalensi obesitas tertinggi di ASEAN. Menurut Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional (NHMS) 2023, sekitar 54,4% orang dewasa di Malaysia mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Angka ini meningkat 10 persen dari angka 44,5% yang dilaporkan dalam NHMS 2011.
Singapura memiliki tingkat obesitas yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Namun, pemerintah Singapura tetap fokus pada program pencegahan obesitas melalui kampanye kesehatan dan edukasi masyarakat.
Indonesia juga mengalami peningkatan prevalensi obesitas dalam beberapa tahun terakhir. Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) menunjukkan bahwa sekitar 24,4% orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas pada 2018, naik dari 13,9% pada 2007.
Thailand telah meluncurkan berbagai program diet dan olahraga untuk mengurangi prevalensi obesitas. Meskipun demikian, sekitar 16,9% orang dewasa di Thailand masih mengalami obesitas, menurut data WHO 2022.
Filipina fokus pada peningkatan gaya hidup sehat sebagai upaya untuk mengurangi prevalensi obesitas. Meskipun prevalensi obesitas di Filipina relatif rendah, sekitar 6,4% orang dewasa mengalami obesitas, menurut data WHO 2022.
Vietnam mengalami peningkatan prevalensi obesitas, terutama pada anak-anak. Data dari Badan Kesehatan Vietnam menunjukkan bahwa sekitar 2,6% anak-anak di Vietnam mengalami obesitas pada 2020.
Meskipun prevalensi obesitas di Kamboja masih rendah, sekitar 2,9% orang dewasa mengalami obesitas, potensi peningkatan penyakit kronis akibat obesitas tetap menjadi perhatian pemerintah.
Laos juga mengalami peningkatan prevalensi obesitas, meskipun masih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Sekitar 3,6% orang dewasa di Laos mengalami obesitas, menurut data WHO 2022.
Myanmar fokus pada edukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan aktivitas fisik untuk mencegah obesitas. Meskipun demikian, sekitar 4,3% orang dewasa di Myanmar mengalami obesitas, menurut data WHO 2022.
Brunei memiliki tingkat obesitas yang relatif rendah, sekitar 13,5% orang dewasa mengalami obesitas. Namun, pemerintah Brunei tetap aktif dalam meluncurkan program pencegahan dan pendidikan kesehatan untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Prevalensi obesitas di negara-negara ASEAN menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Upaya pencegahan dan penanganan obesitas melalui edukasi, program diet, dan peningkatan aktivitas fisik menjadi kunci dalam mengurangi risiko penyakit kronis yang berkaitan dengan obesitas.