Menkes Budi pun mengajak investor global agar tidak menunggu terlalu lama. "Pasarnya sudah jelas. Kebutuhannya akan tumbuh pesat. Kalau menunggu terlalu lama, bisa disalip negara lain," tegasnya. Ia menyoroti masih minimnya akses terhadap teknologi kesehatan canggih di Indonesia. Misalnya, hingga 2022 hanya ada tiga mesin PET scan di Jakarta, dan tidak ada di luar Jawa. "Bahkan keponakan saya sendiri harus antre dua minggu untuk diagnosis kanker," ungkapnya.
Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson, memuji ambisi Indonesia dan menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor. "Kami di Swedia menyusun strategi nasional yang melibatkan pemerintah, akademisi, penyedia layanan, dan industri farmasi. Semua duduk bersama, membuat rencana, dan mengeksekusinya," ujarnya. Acko mencontohkan keberhasilan Swedia dalam mengelola strategi kanker nasional sejak 2010, yang kini tengah diperbarui untuk menjawab tantangan era baru.
Investasi kesehatan Indonesia yang signifikan ini diharapkan dapat membuka pintu bagi inovasi dan kolaborasi internasional, sehingga masyarakat dapat menikmati layanan kesehatan yang lebih baik dan lebih terjangkau.