*Penderita GERD dan asam lambung harus menghindari 13 makanan ini untuk mencegah gejala kambuh. Simak daftar lengkapnya di sini!
Masalah kesehatan lambung, seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan asam lambung, merupakan kondisi yang cukup umum dan sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala yang umum dialami oleh penderitanya termasuk nyeri di ulu hati, mual, dan muntah. Pola makan yang tidak sehat, stres berlebihan, dan kebiasaan buruk seperti merokok dapat memicu timbulnya gejala ini. Oleh karena itu, penting bagi penderita GERD dan asam lambung untuk memperhatikan pola makan mereka.
Makanan yang digoreng, seperti ayam goreng dan kentang goreng, membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna. Hal ini menyebabkan lambung memproduksi lebih banyak asam, yang dapat memicu refluks. Selain itu, makanan berlemak tinggi dapat melemaskan sfingter esofagus bagian bawah (LES), sehingga lebih banyak asam naik ke esofagus.
Meskipun buah jeruk kaya akan vitamin C dan serat, asam yang terkandung di dalamnya dapat memicu produksi asam lambung yang berlebihan. Penderita GERD dan asam lambung disarankan untuk menghindari lemon, jeruk nipis, jeruk biasa, dan jeruk bali saat gejala kambuh.
Cokelat, meskipun memiliki manfaat kesehatan, dapat memicu gejala GERD dan asam lambung. Konsumsi cokelat berlebihan dapat melemaskan otot katup kerongkongan, sehingga makanan dan isi lambung naik kembali dan menyebabkan sensasi panas di dada dan leher.
Minuman bersoda dapat menyebabkan kembung dan memperbesar perut, yang memberikan tekanan pada LES. Tekanan ini dapat memicu kebocoran asam dan meningkatkan risiko refluks.
Kandungan kafein dalam kopi dapat merangsang produksi asam lambung berlebih. Penderita GERD dan asam lambung disarankan untuk mengurangi konsumsi kopi dan teh yang mengandung kafein.
Alkohol dapat memproduksi gas berlebih di lambung, menyebabkan kembung dan heartburn. Selain itu, alkohol juga dapat memicu refluks asam lambung.
Makanan pedas sering kali menjadi pemicu utama gejala GERD dan asam lambung. Studi menunjukkan bahwa 62% pasien GERD mengalami gejala yang memburuk setelah mengonsumsi makanan pedas.
Makanan ultra-olahan, yang mengandung banyak zat aditif, pemanis, dan pewarna buatan, dapat meningkatkan risiko GERD. Meskipun belum ada penelitian yang secara langsung menghubungkan makanan ini dengan refluks, pola makan tinggi lemak, garam, dan rempah-rempah dikaitkan dengan peningkatan risiko GERD.
Tomat mengandung asam malat dan asam sitrat, yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Makanan berbahan dasar tomat, seperti saus tomat dan saus spageti, juga dapat memperburuk gejala GERD.
Meskipun teh peppermint dikenal sebagai obat pencernaan, konsumsinya dapat melemaskan LES dan memicu refluks asam lambung.
Produk olahan susu, seperti keju dan es krim, dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Penderita GERD dan asam lambung disarankan untuk mengonsumsi alternatif non-susu, seperti susu almond atau susu kedelai.
Daging merah, seperti sapi dan kambing, membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna dan dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Pilihlah daging putih, seperti ayam tanpa kulit, sebagai alternatif yang lebih sehat.
Makanan berminyak, seperti pizza dan burger, dapat memicu refluks asam lambung. Hindari makanan yang digoreng atau diolesi dengan minyak berlebihan.
Selain menghindari makanan yang telah disebutkan, penderita GERD dan asam lambung dapat menerapkan beberapa tips berikut untuk mencegah gejala kambuh:
Dengan memperhatikan pola makan dan gaya hidup, penderita GERD dan asam lambung dapat mengurangi frekuensi dan intensitas gejala yang dialami. Selalu konsultasikan dengan dokter jika gejala persisten atau memburuk.