• Photo :
        • Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa,
        Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa

      Sahijab – Kasus Coronavirus Disease atau Covid-19 di Jawa Timur, bertambah 16 pada Rabu 29 April 2020. Dengan demikian, total kasus virus Corona di Jatim, sementara ini sebanyak 871. Dari jumlah itu, sebanyak 617 pasien masih dirawat, 157 orang sudah sembuh, dan 97 pasien meninggal dunia. 

      "Hari ini ada 16 positif baru," kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu malam. 

      Ke-16 kasus positif baru itu, tersebar di delapan kabupaten/kota. Rinciannya, di Kabupaten Malang empat pasien; Pamekasan tiga pasien; dua pasien masing-masing di Lumajang, Sidoarjo, dan Kota Surabaya; dan satu pasien masing-masing di Kota Mojokerto, Tuban, dan Gresik. Kota Mojokerto adalah daerah terjangkit baru di Jatim, dan otomatis berstatus zona merah.

      Baca juga: Data Update Positif Corona di Indonesia 29 April 2020​

      Terdapat lima orang yang baru sembuh dari virus Corona. Rinciannya, empat orang dari Surabaya dan satu dari Magetan. Total pasien sembuh se-Jatim, kini 157 orang atau setara 17,78 persen. Pasien meninggal juga bertambah dua, satu dari Surabaya dan satu dari Lamongan. Kini total pasien meninggal di Jatim sebanyak 97 orang atau setara 11,14 persen. 

      Adapun jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah menjadi 2.986, tetapi yang masih diawasi sebanyak 1.550 orang. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) bertambah menjadi 19.051, namun yang masih dipantau 5.502 orang.

      Khofifah mengatakan, beberapa daerah derajat 'zona merah'-nya makin menguat, itu menjadi kewaspadaan sendiri. Gugus Tugas Covid-19 Jatim, terus mengoptimalkan pencegahan dan penanganan, di antaranya menyegarakan masifnya ruang observasi di setiap desa di Jatim. Saat ini, sudah berdiri total 7.387 ruang observasi se Jatim dan terpakai 3.829 ruang. 

      Update Corona di Jateng

      Jumlah kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah, masih terlihat terus meningkat. Melansir data Dinas Kesehatan Provinsi setempat via https://corona.jatengprov.go.id/ per Rabu 29 April 2020, pukul 17.10 WIB,  total jumlah kasus positif Covid-19 berjumlah 712 kasus.

      Dari jumlah 712 kasus, di mana 530 diantaranya sedang menjalani perawatan. Tercatat, jumlah pasien yang terbanyak dirawat masih berada di Rumah sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang dengan jumlah 89 pasien, kemudian terbanyak kedua yakni RSUD Tjitrowardoyo Purworejo dengan jumlah 33 pasien.

      Jumlah pasien sembuh terlihat juga meningkat menjadi 112 pasien, di mana 22 diantaranya merupakan pasien yang sempat dirawat di RSUP Kariadi. Sebelumnya, data per Selasa 28 April 2020, pasien sembuh dengan jumlah 107, artinya per hari ini ada lonjakan peningkatan berjumlah 5 kasus.

      Kemudian, jumlah pasien yang meninggal dunia berjumlah 70 orang, jumlah kematian tertinggi juga berada di RSUP Kariadi dengan jumlah 15 kasus. Untuk ODP, tercatat berjumlah 29.627. Sedangkan PDP, berjumlah 1.371 pasien.

      Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta daerah di wilayahnya yang telah menjadi zona merah penyebaran virus Corona atau Covid-19 segera mengambil tindakan. Menurutnya, saat ini, ada tiga wilayah yang termasuk zona merah, yakni Kota Semarang, Kota Solo dan Kabupaten Wonosobo.

      "Kota Semarang, sudah menetapkan pengetatan wilayah non-PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Daerah zona merah lainnya seperti Solo dan Wonosobo, bisa melakukan itu atau menggunakan model PSBB juga bisa," ujar Ganjar.

      Menurut Ganjar, setiap daerah banyak pilihan yang dapat digunakan di masing-masing daerah untuk mendisiplinkan warganya menahan laju penularan virus Corona. "Beberapa waktu lalu, Pemkab Wonosobo, sudah berkoordinasi untuk menerapkan PSBB. Jika memang itu yang akan diambil, maka segera diajukan," tuturnya.

      Update Covid-19 di Jawa Barat

      Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengungkapkan, ada penambahan kasus warga yang dinyatakan positif terpapar virus Corona pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan kenaikan 0,94 persen atau menjadi 969 orang.

      Hal tersebut diungkapkan Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad dalam paparan perkembangan terkini di Jawa Barat.

      "Untuk yang positif itu ada di angka 969, ini ada kenaikan 0,94 persen. Kemudian, yang meninggal 79 orang ini ada kenaikan 0,64 persen Kemudian, untuk yang sembuh alhamdulilah ada peningkatan 3,52 persen. Jadi, yang sembuh sudah 103 orang," ujar Daud di Gedung Sate Kota Bandung Jawa Barat, Rabu 29 April 2020.

      Sedangkan untuk jumlah PDP dan ODP di Jawa Barat, menunjukkan angka dinamis. "PDP hari ini dari total 4,704 sudah selesai 2,825, sehingga yang masih dalam pengawasan ada sebanyak 1,879," ujarnya.

      "Sedangkan ODP (orang dalam pemantauan), totalnya 40,446 atau ada kenaikan 1,46 persen, yang selesai ada 31,793, sehingga yang masih dalam pengawasan ada 8,653 atau turun 1,17 persen," tambahnya.

      Terpisah, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menekankan, aparat kewilayahan di tingkat daerah mulai dari Kepala Desa hingga tingkat Rukun Tetangga (RT) untuk mempunyai inisiatif proaktif dalam mensosialisasikan penanganan COVID-19 dan mekanisme bantuan yang siap diberikan.

      Selain itu, Uu menekankan, aparat kewilayahan berkoordinasi dengan segera kepada petugas dinas setempat atau tim gugus setempat. "Jangan teriak-teriak di media sosial. Harus bisa menjadi pemimpin yang bijaksana," ujarnya.

      Uu menerangkan, bantuan untuk warga Jawa Barat, yang terdampak Covid-19 bersumber dari beberapa program, yaitu kartu program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, bantuan sosial dari presiden untuk perantau di Jabodetabek, dana desa (bagi kabupaten), dan kartu prakerja. Serta, gerakan nasi bungkus yang bertujuan untuk memastikan semua masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok.

      "Bantuannya juga berbeda nilai, jenis, dan waktu penyebaran dan mekanismenya. Warga yang sudah dapat bantuan dari satu program, tidak akan dapat bantuan dari program yang lain. Jangan semua berharap oleh dana provinsi. Provinsi ini hanya membantu sebagian mereka yang belum tercover," tambahnya.

      Baca juga: Ini Dalilnya Shaf Sholat Berjarak di Tengah Pandemi Corona​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan