Yandi Andaputra, rekan sekaligus pendiri lainnya, menambahkan bahwa Malaysia merupakan salah satu negara dengan permintaan tertinggi agar Nguber Drummer datang.
"Ternyata banyak orang Malaysia yang suka ngulik drummer Indonesia. Nguber Drummer sering mereka tonton di Instagram. Banyak juga yang langsung DM ke akun kami, baik akun komunitas maupun akun pribadi, untuk mengadakan acara di sana," ungkap Yandi.
Meski sukses digelar, Bowie dan Yandi mengakui bahwa ada tantangan tersendiri saat menyampaikan materi di Malaysia, terutama soal bahasa dan karakter penonton.
"Banyak peserta yang masih malu-malu, dan ada juga kendala bahasa karena sebagian peserta dari etnis Tionghoa dan Melayu kesulitan memahami bahasa Indonesia sepenuhnya," jelas Bowie.
Untuk mengatasi hal tersebut, tim Nguber Drummer menggunakan pendekatan hiburan khas mereka dengan menyesuaikan guyonan ke dalam bahasa Inggris dan mempelajari kebiasaan lokal terlebih dahulu.
"Kita tetap tampil ala Nguber Drummer, tapi berusaha menyesuaikan humor dan interaksi agar tetap bisa menghidupkan suasana," kata Yandi.